BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi kehidupan manusia. Manusia tidak bisa lepas dari apa yang disebut dengan pendidikan. Dari sejak lahir ke dunia ini sampai meninggalkan dunia ini manusia selalu mengalami pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pendidikan formal dapat dilakukan di sekolah-sekolah, lembaga pendidikan, pondok pesantren atau perguruan tinggi sedangkan pendidikan non formal dapat dilakukan melalui hubungan dan interaksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya dalam kehidupan masyarakat. Manusia dengan akalnya juga dapat belajar/ memperoleh pendidikan dari gejala-gejala alam yang ada dan merumuskan suatu kesimpulan berupa hokum-hukum alam.
Agama islam merupakan agama yang sangat memperhatikan pendidikan, karena pendidikan akan membawa manusia kepada kemajuan peradaban sehingga bisa menghadapi berbagai permasalahan dunia yang ada dan dapat menciptakan sesuatu yang dapat mempermudah hidupnya. Melalui firman-Nya dalam kitab suci yaitu Al Quran banyak ayat yang mengisyaratkan agar manusia harus belajar dengan kata lain manusia harus memperoleh pendidikan. Salah satu pendidikan yang diberikan Allah kepada manusia adalah diberitakanya peristiwa-peristiwa atau cerita-cerita pada masa lampau. Dalam Al Quran Allah telah menceritakan berbagai macam peristiwa sejak manusia diciptakan sampai peristiwa-peristiwa pada zaman nabi dan rosul. Disana dikisahkan berbagai macam peristiwa yang baik maupun yang buruk. Dengan kisah-kisah tersebut Allah mendidik manusia yang sekarang tidak melakukan hal yang sama seperti umat-umat masa lampau. Dengan demikian manusia juga bisa membedakan apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan sehingga manusia dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam sejarah kehidupan Nabi Muhamad SAW, beliau merupakan pendidik yang sangat hebat. Bayangkan dalam waktu yang relative singkat Nabi Muhamad bisa mendidik umatnya, menjadi umat yang paling baik dalam sejarah dan tidak aka ada umat yang bisa menandinginya. Padahal kita tahu umat Rosulullah sebelumnya, mereka adalah umat yang bodoh, kejam, dan tidak berperikemanusiaan. Oleh karena itu saat itu disebut sebagai zaman jahiliyyah atau zaman kebodohan ada juga yang menyebutnya sebagai zaman kegelapan. Dalam riwayat diceritakan bahwa pada zaman itu yang berlaku adalah hokum rimba dimana siapa yang kuat maka dialah yang menang dan berkuasa. Oleh sebab itu suku-suku Arab waktu itu selalu siap siaga untuk berperang. Berperang untuk mempertahankan diri atau berperang untuk menyerang dan menaklukkan wilayah. Pada zaman itu wanita sungguh tidak dihargai, bahkan mereka harus tega mengubur anaknya hidup-hidup jika yang lahir adalah anak perempuan.
2. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana hukum pendidikan bagi umat islam
b. Mengetahui ilmu apa saja yang harus dipelajari dalam pendidikan umat islam
c. Bagaimana cara mendidik anak yang baik dalam pandangan islam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hukum Pendidikan bagi Umat Islam
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Ayat di atas merupakan ayat yang pertama kali turun, dimana diriwayatkan bahwa saat Rosuluulah berkhalwat di Gua Hira yaitu sebuah gua yang berada di pinggiran kota Mekah datanglah malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada Nabi Muhamad SAW. Sungguh luar biasa ayat yang pertama kali turun adalah perintah untuk membaca. Hal ini menunjukkan bahwa islam merupakan agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan. Perintah membaca pada ayat disini bisa diartikan sebagai perintah untuk membaca tanda-tanda kebesaran Allah SWT melalui ciptaannya yang begitu agung seperti laut, gunung, langit, bintang, matahari, berbagai macam binatang, berbagai macam tumbuhan dan masih banyak yang lain. Membaca disini juga dapat diartikan untuk membaca sejarah orang-orang zaman dahulu yang karena kekufurannya dan kedzaliman mereka sehinngga tidak dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah maka mereka dimusnahkan. Dari sejarah itu diharapkan agar manusia yang sekarang tidak mengulangi hal yang sama yang pernah dilakukan oleh orang-orang zaman dahulu.
Agama islam adalah agama yang sangat menghargai orang-orang yang beriman dan berilmu. Allah berfirman dalam Al Quran yang artinya “ Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Dari ayat ini mengisyaratkan bahwa pendidikan merupakan hal yang penting dan wajib bagi umat manusia. Hal ini sangat wajar dan merupakan suatu hubungan sebab akibat yang tidak dapat kita pungkiri.Sebab, untuk mendapatkan predikat orang beriman kita harus melalui proses pendidikan pula. Memang iman itu merupakan keyakinan dalam hati tetapi iman juga tidak sekedar diyakini dalam hati. Orang dikatakan beriman jika orang itu mampu, mengucapkan dalam lisan, diyakini dalam hati dan diamalkan dalam perbuatan.Dari pengertian ini maka dapat kita ketahui bahwa manusia harus melakukan sesuatu untuk membuktikan keimanannya. Dengan kata lain manusia yang mengaku beriman harus bisa melaksanakan syariat-syariat agama yaitu rukun islam. Untuk bisa melaksanakan rukun islam yang lima yaitu membaca syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji sudah barang tentu manusia memerlukan pendidikan, pengawasan dan bimbingan dari orang-orang yang lebih paham tentang agama. Begitu juga dengan orang berilmu mereka harus menjalani suatu proses yaitu pendidikan. Pendidikan disini bisa ditempuh dengan dua jalur yaitu formal seperti sekolah dan perguruan tinggi dan non formal seperti terjun langsung dalam masyarakat.
Pentingnya pendidikan juga dapat kita lihat pada hadist-hadist Nabi seperti “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina’. Dari hadist ini mengisyaratkan bahwa meskipun jauh sesulit apa pun untuk mendapatkan suatu pendidikan harus tetap kita lakukan, karena betapa besar kedudukan orang-orang berilmu di hadapan Allah SWT sehingga Allah pun akan meninggikan mereka beberapa derajat. Dalam hadist yang lain dikatakan bahwa menuntut ilmu wajib hukumnya baik laki-laki maupun perempuan.Dari sini kita tahu sebagai umat muslim kita harus tetap semangat untuk menuntut ilmu (memperoleh pendidikan) agar dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat seperti hadist Nabi yang mengatakan “Barang siapa ingin memperoleh kebahagian di akhirat maka harus dengan ilmu, barang siapa ingin memperoleh kebahagiaan di dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan keduanya maka juga harus dengan ilmu.”
2. Ilmu yang Harus Dipelajari Umat Islam
“Barang siapa ingin memperoleh kebahagian di akhirat maka harus dengan ilmu, barang siapa ingin memperoleh kebahagiaan di dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan keduanya maka juga harus dengan ilmu.”
Dari hadizt di atas sudah jelas bahwa umat islam harus mempunyai ilmu dunia dan ilmu agama. Manusia pada umumnya mempunyai dua tujuan hidup yaitu tujuan jangka pendek dan tujua jangka panjang. Tujuan jangka pendek yaitu memperoleh kebahagian di dunia sedangkan tujuan jangka panjang yaitu memperoleh kebahagiaan di akhirat. Kebahagian di dunia ukurannya adalah terpenuhinya kebutuhan hidup manusia baik itu kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Namun yang paling pokok adalah terpenuhinya kebutuhan primer seperti pangan, papan dan sandang. Ketika manusia sudah bisa makan setiap hari, punya tempat untuk berteduh dari panasnya matahari dan hujan serta mempunyai baju yang cukup sehingga bisa berinteraksi dengan masyarakat tanpa adanya rasa minder maka manusia itu bisa dikatakan manusia yang bahagia dibandingkan dengan orang-orang makannya tidak tentu setiap hari, kolong jembatan sebagai tempat berteduh dari matahari dan hujan serta pakaian yang compang-camping dan tidak layak pakai. Untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut sudah selayaknya manusia harus mempunyai kemampuan atau keterampilan (skill) yang bermanfaat dan berguna bagi hidupnya di dunia. Dengan kata lain manusia harus bisa menguasai ilmu dunia sehingga bisa dimanfaatkan mencukupi kebutuhan hidup di dunia.
Kebahagian di akhirat ukurannya adalah mendapatkan syurga Allah di akhirat nanti. Untuk bisa mendapatkan syurga Allah maka manusia harus bertaqwa kepada Allah yaitu menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Sudang barang tentu untuk bisa mendapatkan predikat taqwa, manusia harus bisa menjaga hubungan vertical yaitu antara manusia dan Allah (hablumminallah) serta hubungan vertical yaitu hubungan antara sesama manusia (hablumminannas). Tentu saja setiap agama mempunyai ajaran tertentu dan hukumhukum tertentu yang harus ditaati oleh setiap pemeluknya. Oleh karena itu manusia harus bisa menguasai ilmu agama agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang dilarang oleh Allah dan dapat melaksanakan ibadah yang sesuai tuntunan agama. Dengan begitu manusia dapat mendapatkan kebahagiaan di akhirat.
3. Cara Mendidik Anak
“Pukullah anakmu jika di usia 10 tahun dia meninggalkan shalat”
Dari hadist dijelaskan bagaimana kita harus mendidik seorang anak. Sebagai orang tua salah satu kewajibannya adalah mendidik anak. Anak merupakan amanah yang diberikan kepada Allah yang suatu saat akan dimintai suatu pertanggungjawabannya. Jika orang tua dengan sabar bisa mendidik anak-anaknya sehingga menjadi anak yang yang rajin beribadah kepada Allah SWT dan berbakti kepada orang tua. Maka berbanggalah dan bergemberia-rialah karena kebaikan anak itu orang tua juga akan mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT.Sebaliknya orang tua yang tidak mendidik anaknya dengan baik sehingga akan tumbuh menjadi yang tidak tahu beragama, tidak pernah melaksanakan kewajibannya seperti shalat, zakat, dan lain-lain namun malah selalu melakukan kemaksiatan, maka sebagai orang tua bersiaplah untuk menerima siksa dari Allah karena kelalaianya tidak menjaga amanah Allah dengan baik.
Dari hadist di atas tersirat bahwa kita harus menggunakan metode yang baik dalam mendidik seorang anak. Anak tidak boleh terlalu dikekang (otoriter) sehingga apa-apa harus seijin dan sepengetahuan orang tua. Kalau anak dididik dengan cara seperti itu maka suatu saat dia akan menjadi pemberontak. Anak juga tidak boleh dimanja yang semua keinginan harus dipenuhi, karena hal ini akan menjadikan anak mau menang sendiri, egois dan berani kepada orang tua. Dalam hal pendidikan anak yang paling baik adalah diantara kedua cara tadi. Yaitu anak harus sesekali dimanja dan sesekali harus dikeras. Dalam bahasa psikologi dikenal dengan reward dan punishment.
BAB III
PENUTUP
Agama islam adalah agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan. Agama islam adalah satu-satunya agama yang mengajarkan manusia agar bisa memikirkan ciptaan Allah dan mencari apa yang ada dibalik peristiwa atau fenomena alam yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Dalam wahyu-Nya yang pertama turun pun Allah memerintahkan manusia untuk membaca. Dimana membaca ini mempunyai banyak tafsir namun pada intinya manusia wajib untuk mencari ilmu atau memperoleh pendidikan.
Manusia selama hidup di dunia mempunyai dua tujuan. Tujuan jangka pendek yaitu mendapatkan kebahagiaan di dunia (kebutuhan primer, sekunder dan tersier ) dan tujuan jangka panjang yaitu mendapatkan kebahagiaan di akhirat (mendapatkan syurga Allah SWT). Untuk bisa mendapatkan semua itu maka manusia harus belajar berbagai ilmu yang bisa meraih dan mencapai dua tujuan itu. Untuk mencapai tujuan jangka pendek manusia harus mempelajari ilmu dunia sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya sehingga bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidunya di dunia. Sedangkan, untuk mencapai tujuan jangka panjang manusia harus mempelajari ilmu agama dan mengamalkannya.
Anak adalah investasi masa depan baik di dunia mau pun di akhirat. Anak merupakan tumpuan hidup bagi orang tua ketika dirinya sudah lemah dan tidak berdaya. Anak juga merupakan investasi akhirat karena salah satu dari amal jariyyah adalah anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya. Oleh karena itulah sudah menjadi kewajiban setiap orang tua agar mendidik anaknya dengan pendidikan sebaik-baiknya. Dalam mendidik anak tidak boleh terlalu otoriter dan tidak boleh juga terlalu dimanja, namun ditengah-tengahnya. Boleh juga mendidik anak dengan metode reward dan punishment. Reward yaitu ketika anak melakukan sesuatu hal yang baik maka diberi hadiah sehingga bisa memacu anak agar terus melakukan hal-hal yang baik.sedangkan punishment yaitu pemberian hukuman ketika anak melakukan kesalahan dan melanggar peraturan.
DAFTAR PUSTAKA
- Ahmad.2002.60 Kisah Orang Takwa & Surga.Solo:Pustaka Barokah
- Al Fahham, Muhamad. 2006. Berbakti kepada Orang Tua.Bandung : Irsyad Baitus Salam
- Tim PPK.2008.Buku Panduan PPK Saintek UIN Suka.Yogyakarta : UIN Suka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar