Senin, 26 Oktober 2009

Pandangan Islam dalam Dunia Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi kehidupan manusia. Manusia tidak bisa lepas dari apa yang disebut dengan pendidikan. Dari sejak lahir ke dunia ini sampai meninggalkan dunia ini manusia selalu mengalami pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pendidikan formal dapat dilakukan di sekolah-sekolah, lembaga pendidikan, pondok pesantren atau perguruan tinggi sedangkan pendidikan non formal dapat dilakukan melalui hubungan dan interaksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya dalam kehidupan masyarakat. Manusia dengan akalnya juga dapat belajar/ memperoleh pendidikan dari gejala-gejala alam yang ada dan merumuskan suatu kesimpulan berupa hokum-hukum alam.

Agama islam merupakan agama yang sangat memperhatikan pendidikan, karena pendidikan akan membawa manusia kepada kemajuan peradaban sehingga bisa menghadapi berbagai permasalahan dunia yang ada dan dapat menciptakan sesuatu yang dapat mempermudah hidupnya. Melalui firman-Nya dalam kitab suci yaitu Al Quran banyak ayat yang mengisyaratkan agar manusia harus belajar dengan kata lain manusia harus memperoleh pendidikan. Salah satu pendidikan yang diberikan Allah kepada manusia adalah diberitakanya peristiwa-peristiwa atau cerita-cerita pada masa lampau. Dalam Al Quran Allah telah menceritakan berbagai macam peristiwa sejak manusia diciptakan sampai peristiwa-peristiwa pada zaman nabi dan rosul. Disana dikisahkan berbagai macam peristiwa yang baik maupun yang buruk. Dengan kisah-kisah tersebut Allah mendidik manusia yang sekarang tidak melakukan hal yang sama seperti umat-umat masa lampau. Dengan demikian manusia juga bisa membedakan apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan sehingga manusia dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dalam sejarah kehidupan Nabi Muhamad SAW, beliau merupakan pendidik yang sangat hebat. Bayangkan dalam waktu yang relative singkat Nabi Muhamad bisa mendidik umatnya, menjadi umat yang paling baik dalam sejarah dan tidak aka ada umat yang bisa menandinginya. Padahal kita tahu umat Rosulullah sebelumnya, mereka adalah umat yang bodoh, kejam, dan tidak berperikemanusiaan. Oleh karena itu saat itu disebut sebagai zaman jahiliyyah atau zaman kebodohan ada juga yang menyebutnya sebagai zaman kegelapan. Dalam riwayat diceritakan bahwa pada zaman itu yang berlaku adalah hokum rimba dimana siapa yang kuat maka dialah yang menang dan berkuasa. Oleh sebab itu suku-suku Arab waktu itu selalu siap siaga untuk berperang. Berperang untuk mempertahankan diri atau berperang untuk menyerang dan menaklukkan wilayah. Pada zaman itu wanita sungguh tidak dihargai, bahkan mereka harus tega mengubur anaknya hidup-hidup jika yang lahir adalah anak perempuan.


2. Tujuan

a. Mengetahui bagaimana hukum pendidikan bagi umat islam
b. Mengetahui ilmu apa saja yang harus dipelajari dalam pendidikan umat islam
c. Bagaimana cara mendidik anak yang baik dalam pandangan islam









BAB II
PEMBAHASAN

1. Hukum Pendidikan bagi Umat Islam

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Ayat di atas merupakan ayat yang pertama kali turun, dimana diriwayatkan bahwa saat Rosuluulah berkhalwat di Gua Hira yaitu sebuah gua yang berada di pinggiran kota Mekah datanglah malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada Nabi Muhamad SAW. Sungguh luar biasa ayat yang pertama kali turun adalah perintah untuk membaca. Hal ini menunjukkan bahwa islam merupakan agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan. Perintah membaca pada ayat disini bisa diartikan sebagai perintah untuk membaca tanda-tanda kebesaran Allah SWT melalui ciptaannya yang begitu agung seperti laut, gunung, langit, bintang, matahari, berbagai macam binatang, berbagai macam tumbuhan dan masih banyak yang lain. Membaca disini juga dapat diartikan untuk membaca sejarah orang-orang zaman dahulu yang karena kekufurannya dan kedzaliman mereka sehinngga tidak dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah maka mereka dimusnahkan. Dari sejarah itu diharapkan agar manusia yang sekarang tidak mengulangi hal yang sama yang pernah dilakukan oleh orang-orang zaman dahulu.
Agama islam adalah agama yang sangat menghargai orang-orang yang beriman dan berilmu. Allah berfirman dalam Al Quran yang artinya “ Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Dari ayat ini mengisyaratkan bahwa pendidikan merupakan hal yang penting dan wajib bagi umat manusia. Hal ini sangat wajar dan merupakan suatu hubungan sebab akibat yang tidak dapat kita pungkiri.Sebab, untuk mendapatkan predikat orang beriman kita harus melalui proses pendidikan pula. Memang iman itu merupakan keyakinan dalam hati tetapi iman juga tidak sekedar diyakini dalam hati. Orang dikatakan beriman jika orang itu mampu, mengucapkan dalam lisan, diyakini dalam hati dan diamalkan dalam perbuatan.Dari pengertian ini maka dapat kita ketahui bahwa manusia harus melakukan sesuatu untuk membuktikan keimanannya. Dengan kata lain manusia yang mengaku beriman harus bisa melaksanakan syariat-syariat agama yaitu rukun islam. Untuk bisa melaksanakan rukun islam yang lima yaitu membaca syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji sudah barang tentu manusia memerlukan pendidikan, pengawasan dan bimbingan dari orang-orang yang lebih paham tentang agama. Begitu juga dengan orang berilmu mereka harus menjalani suatu proses yaitu pendidikan. Pendidikan disini bisa ditempuh dengan dua jalur yaitu formal seperti sekolah dan perguruan tinggi dan non formal seperti terjun langsung dalam masyarakat.
Pentingnya pendidikan juga dapat kita lihat pada hadist-hadist Nabi seperti “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina’. Dari hadist ini mengisyaratkan bahwa meskipun jauh sesulit apa pun untuk mendapatkan suatu pendidikan harus tetap kita lakukan, karena betapa besar kedudukan orang-orang berilmu di hadapan Allah SWT sehingga Allah pun akan meninggikan mereka beberapa derajat. Dalam hadist yang lain dikatakan bahwa menuntut ilmu wajib hukumnya baik laki-laki maupun perempuan.Dari sini kita tahu sebagai umat muslim kita harus tetap semangat untuk menuntut ilmu (memperoleh pendidikan) agar dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat seperti hadist Nabi yang mengatakan “Barang siapa ingin memperoleh kebahagian di akhirat maka harus dengan ilmu, barang siapa ingin memperoleh kebahagiaan di dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan keduanya maka juga harus dengan ilmu.”


2. Ilmu yang Harus Dipelajari Umat Islam

“Barang siapa ingin memperoleh kebahagian di akhirat maka harus dengan ilmu, barang siapa ingin memperoleh kebahagiaan di dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan keduanya maka juga harus dengan ilmu.”
Dari hadizt di atas sudah jelas bahwa umat islam harus mempunyai ilmu dunia dan ilmu agama. Manusia pada umumnya mempunyai dua tujuan hidup yaitu tujuan jangka pendek dan tujua jangka panjang. Tujuan jangka pendek yaitu memperoleh kebahagian di dunia sedangkan tujuan jangka panjang yaitu memperoleh kebahagiaan di akhirat. Kebahagian di dunia ukurannya adalah terpenuhinya kebutuhan hidup manusia baik itu kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Namun yang paling pokok adalah terpenuhinya kebutuhan primer seperti pangan, papan dan sandang. Ketika manusia sudah bisa makan setiap hari, punya tempat untuk berteduh dari panasnya matahari dan hujan serta mempunyai baju yang cukup sehingga bisa berinteraksi dengan masyarakat tanpa adanya rasa minder maka manusia itu bisa dikatakan manusia yang bahagia dibandingkan dengan orang-orang makannya tidak tentu setiap hari, kolong jembatan sebagai tempat berteduh dari matahari dan hujan serta pakaian yang compang-camping dan tidak layak pakai. Untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut sudah selayaknya manusia harus mempunyai kemampuan atau keterampilan (skill) yang bermanfaat dan berguna bagi hidupnya di dunia. Dengan kata lain manusia harus bisa menguasai ilmu dunia sehingga bisa dimanfaatkan mencukupi kebutuhan hidup di dunia.
Kebahagian di akhirat ukurannya adalah mendapatkan syurga Allah di akhirat nanti. Untuk bisa mendapatkan syurga Allah maka manusia harus bertaqwa kepada Allah yaitu menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Sudang barang tentu untuk bisa mendapatkan predikat taqwa, manusia harus bisa menjaga hubungan vertical yaitu antara manusia dan Allah (hablumminallah) serta hubungan vertical yaitu hubungan antara sesama manusia (hablumminannas). Tentu saja setiap agama mempunyai ajaran tertentu dan hukumhukum tertentu yang harus ditaati oleh setiap pemeluknya. Oleh karena itu manusia harus bisa menguasai ilmu agama agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang dilarang oleh Allah dan dapat melaksanakan ibadah yang sesuai tuntunan agama. Dengan begitu manusia dapat mendapatkan kebahagiaan di akhirat.

3. Cara Mendidik Anak
“Pukullah anakmu jika di usia 10 tahun dia meninggalkan shalat”
Dari hadist dijelaskan bagaimana kita harus mendidik seorang anak. Sebagai orang tua salah satu kewajibannya adalah mendidik anak. Anak merupakan amanah yang diberikan kepada Allah yang suatu saat akan dimintai suatu pertanggungjawabannya. Jika orang tua dengan sabar bisa mendidik anak-anaknya sehingga menjadi anak yang yang rajin beribadah kepada Allah SWT dan berbakti kepada orang tua. Maka berbanggalah dan bergemberia-rialah karena kebaikan anak itu orang tua juga akan mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT.Sebaliknya orang tua yang tidak mendidik anaknya dengan baik sehingga akan tumbuh menjadi yang tidak tahu beragama, tidak pernah melaksanakan kewajibannya seperti shalat, zakat, dan lain-lain namun malah selalu melakukan kemaksiatan, maka sebagai orang tua bersiaplah untuk menerima siksa dari Allah karena kelalaianya tidak menjaga amanah Allah dengan baik.
Dari hadist di atas tersirat bahwa kita harus menggunakan metode yang baik dalam mendidik seorang anak. Anak tidak boleh terlalu dikekang (otoriter) sehingga apa-apa harus seijin dan sepengetahuan orang tua. Kalau anak dididik dengan cara seperti itu maka suatu saat dia akan menjadi pemberontak. Anak juga tidak boleh dimanja yang semua keinginan harus dipenuhi, karena hal ini akan menjadikan anak mau menang sendiri, egois dan berani kepada orang tua. Dalam hal pendidikan anak yang paling baik adalah diantara kedua cara tadi. Yaitu anak harus sesekali dimanja dan sesekali harus dikeras. Dalam bahasa psikologi dikenal dengan reward dan punishment.


BAB III
PENUTUP
Agama islam adalah agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan. Agama islam adalah satu-satunya agama yang mengajarkan manusia agar bisa memikirkan ciptaan Allah dan mencari apa yang ada dibalik peristiwa atau fenomena alam yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Dalam wahyu-Nya yang pertama turun pun Allah memerintahkan manusia untuk membaca. Dimana membaca ini mempunyai banyak tafsir namun pada intinya manusia wajib untuk mencari ilmu atau memperoleh pendidikan.
Manusia selama hidup di dunia mempunyai dua tujuan. Tujuan jangka pendek yaitu mendapatkan kebahagiaan di dunia (kebutuhan primer, sekunder dan tersier ) dan tujuan jangka panjang yaitu mendapatkan kebahagiaan di akhirat (mendapatkan syurga Allah SWT). Untuk bisa mendapatkan semua itu maka manusia harus belajar berbagai ilmu yang bisa meraih dan mencapai dua tujuan itu. Untuk mencapai tujuan jangka pendek manusia harus mempelajari ilmu dunia sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya sehingga bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidunya di dunia. Sedangkan, untuk mencapai tujuan jangka panjang manusia harus mempelajari ilmu agama dan mengamalkannya.
Anak adalah investasi masa depan baik di dunia mau pun di akhirat. Anak merupakan tumpuan hidup bagi orang tua ketika dirinya sudah lemah dan tidak berdaya. Anak juga merupakan investasi akhirat karena salah satu dari amal jariyyah adalah anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya. Oleh karena itulah sudah menjadi kewajiban setiap orang tua agar mendidik anaknya dengan pendidikan sebaik-baiknya. Dalam mendidik anak tidak boleh terlalu otoriter dan tidak boleh juga terlalu dimanja, namun ditengah-tengahnya. Boleh juga mendidik anak dengan metode reward dan punishment. Reward yaitu ketika anak melakukan sesuatu hal yang baik maka diberi hadiah sehingga bisa memacu anak agar terus melakukan hal-hal yang baik.sedangkan punishment yaitu pemberian hukuman ketika anak melakukan kesalahan dan melanggar peraturan.
DAFTAR PUSTAKA
- Ahmad.2002.60 Kisah Orang Takwa & Surga.Solo:Pustaka Barokah
- Al Fahham, Muhamad. 2006. Berbakti kepada Orang Tua.Bandung : Irsyad Baitus Salam
- Tim PPK.2008.Buku Panduan PPK Saintek UIN Suka.Yogyakarta : UIN Suka

Sabtu, 17 Oktober 2009

Mengapa Manusia Rugi?

“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”(QS.Al ‘Ashr 1-3)

Dalam Al Quran yaitu surat Al ‘Ashr 1-3 Allah SWT menyatakan bahwa sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian. Pertanyaan yang muncul adalah apa yang telah diperbuat manusia? Kalau kita tengok sejarah yang diceritakan Allah SWT dalah Al Quran, sungguh sangat jelas manusia pada umumnya adalah makhluk Allah yang tidak pandai bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada manusia. Tidaklah manusia berfikir bahwa apa yang diciptakan Allah di dunia ini adalah untuk manusia. Dalam surat Ar Rahman dapat kita temukan berbagai kenikmatan yang diberikan Allah SWT seperti : Allah telah menciptakan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan (QS.55:6), Allah telah meratakan bumi (QS.55:10), Allah telah menciptakan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya (QS.55:12), Allah telah memelihara kedua tempat terbit matahari dan terbenamya (QS.55:27), dan masih banyak sekali nikmat yang diberikan Allah kepada manusia yang bila dihitung manusia tidak akan pernah bisa menghitungnya.

Dari berbagai nikmat yang disebutkan di atas manusia bukannya bersyukur dan menyembah Allah tapi malah mencari sesembahan lain dan menyekutukan Allah. Dapat kita lihat dalam sejarah manusia kala itu ada yang menyembah berhala seperti kaum Nabi Ibrahim, menyembah matahari seperti Ratu Balqis dan kaumnya sebelum beriman, menyembah anak sapi seperti kaum nabi Musa bahkan ada manusia yang berani mengaku sebagai Tuhan seperti Firaun di Mesir.Di dalam surat Ar Rahman pula Allah mengingatkan manusia tidak hanya sekali atau dua kali tetapi sampai 31 kali dengan perkatan “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”.Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah manusia yang rugi karena tidak bisa melihat tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah dan besarnya nikmat Allah yang telah diberikan kepada manusia. Padahal manusia akan sangat beruntung jika saja mereka bisa bersyukur.Sebab Allah dalam ayat lain berjanji dalam firmannya yang artinya “Barang siapa bersyukur maka akan aku tambah nikmatnya dan barang siapa kufur ketahuilah bahwa siksaku amat pedih”

Meski dalam surat Al ‘Ashr ayat dua yang menyatakan bahwa manusia dalam kerugian, Allah juga memberikan solusi agar manusia tidak termasuk orang-orang yang rugi. Dalam surat Al ‘Ashr ayat 3 Allah memberikan kritria-kriteria atau ciri-ciri orang yang tidak termasuk orang yang rugi.

Ciri-ciri orang yang tidak termasuk orang yang rugi yaitu :

1 Beriman kepada Allah, dalam artian tidak hanya percaya saja tetapi manusia harus mau menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah yang disampaikan melalui Rosul-rosul-Nya.

2 Mengerjakan amal shaleh, dalam artian manusia harus bisa berakhlak baik kepada sesama manusia dan lingkungannya. Sehingga tercipta kehidupan yang harmonis, aman dan sejahtera.

3 Saling nasihat menasihati dalam kebaikan dan kesabaran

Kalau tiga kriteria di atas itu benar-benar ada dalam diri manusia insyaAllah manusia akan termasuk orang-orang yang beruntung yang akan mendapatkan syurga Allah di Akhirat nanti.amin

Sugiyanto (08690047)

P Fis/ UIN Suka

Selasa, 13 Oktober 2009

Kutemukan kembali Cintaku

Hari minggu 11 Oktober 2009 sungguh menjadi hari yang terindah dalam hidupku, karena dihari itu telah aku temukan kembali orang yang dulu pernah aku cintai. Dia tidak lain adalah adik kelasku dulu ketika aku masih SMP tepatnya di SMP 1 Jepon Kab. Blora. Namanya Widyanita anak dari guruku sendiri, dia dulu adalah gadis yang sangat amat lugu, tidak banyak bicara alias pendiem tapi pinter dan suka menulis. Karena saking diemnya itu aku pun kesulitan untuk PDKT. Meskipun begitu aku suka memperhatikan dia yang kelihatan begitu manis dengan rambutnya yang panjang dan dikepang dua. Senyumnya yang manis di bibirnya yang tipis membuat diriku tak bisa melupakan dirinya sampai kapan pun.Jadi selama aku dan dia masih satu sekolah ya memang jarang banget berkomunikasi bahkan tidak saling tegur sapa, walau pun aku sering memperhatikan dia tapi aku tidak yakin kalau dia merasa.ha....ha...namanya ja juga masih SMP..belum ngerti bener pa yang disebut dengan cinta.

Setelah aku lulus aku tidak pernah ketemu walau pun cuma sekali.Baru setelah 5 tahun aku menemukan dia kembali. Sungguh aku heran dan sedikit agak tidak percaya apa yang baru aku alami. Semuanya berjalan begitu mudah tanpa adanya rencana dan rekayasa. Sungguh aku bersyukur kepada Allah SWT dan aku berharap pula semoga diberi kemudahan untuk bisa mendapatkan cintanya.haaaa......

Hari minggu itu seperti biasa akau setelah shalat subuh dan mengaji aku pun siap-siap untuk jalan-jalan ke JEC.He,,biasa anak muda mau olah raga sekaligus cuci mata, karena pas hari minggu biasanya JEC rame banget. Nah saat aku keluar dari rumah, aku lihat ada seorang bapak dan ibu yang sepertinya aku kenal. Tapi, karena tidak yakin aku pun cuek aja,,dan aku pun menuju ke JEC dengan santainya. E,,,saat di JEC aku ketemu lagi ma BApak dan Ibu tadi, dari situ aku mulai sadar kalau yang baru aku jumpai tadi adalah orang yang aku kenal alias guruku sendiri pas SMP.he....Namun aku masih ragu,,bener pa tidak ya???? pertanyaan itu muncul begitu saja di otakku. Untuk meyakinkanku aku pun cari tahu,,aku sms guruku yang di Blora dan menanyakan apakah Pak ini di jogja karena aku melihat orang yang sangat mirip dengan pak ini tadi. Setelah beberapa menit aku dapat balasan. Balasannya "iya mas,,pak itu sering ke jogja karena dua anaknya kuliah di jogja".

Membaca jawaban tadi aku beranikan diri dech untuk menemui Bapak tadi. E...ternya bener kalau bapak tadi adalah guruku. Ya gitu setelah itu aku ditanya macem-macem seperti kuliah dimana, kosnya mana dll. Bersambung yach.........