Mas SGY
Selasa, 08 Februari 2011
Jumat, 04 Februari 2011
Pendidikan Keraton
Pentingnya akan pendidikan ini disadari betul oleh kalangan bangsawan dalam hal ini adalah kalangan kerabat keraton. Pada umumnya kalangan bangsawan sangat memperhatikan betul pendidikan anak-anaknya. Mengapa demikian? Karena mereka mempersiapkan anak-anaknya itu untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan menggantikan orang tuanya. Dengan pendidikan yang baik diharapkan anak-anaknya tersebut dapat menjadi pemimpin yang mampu menjawab dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat mengayomi seluruh warga masyarakat.
Dalam hal pendidikan ini, kalangan keraton mempunyai cara tersendiri dalam mendidik anak-anaknya. Yang pertama, pendidikan tentang adat istiadat. Seperti yang kita tahu bahwa kalangan keraton mempunyai adat istiadat yang berbeda dengan masyarakat biasa. Adat-istiadat itu misalnya cara makan, cara berbicara dengan orang lain, cara bergaul dengan yang lebih tua dan lain-lain. Untuk memberikan pendidikan adat istiadat ini mereka lakukan dengan pendidikan keteladanan. Maksudnya orang tua memberikan contoh dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Yang kedua, untuk belajar tentang nilai-nilai kehidupan dan kebijaksanaan seorang anak tidak disodorkan segebok buku, namun mereka disuguhi dan diajarkan lagu-lagu yang indah namun sarat makna. Kalau dalam lagu-lagu jawa lagu-lagu yang sarat makna itu terdapat pada tembang macapat. Dengan cara demikian maka anak tidak merasa sedang belajar namun sedang bernyanyi gembira sehingga tidak jenuh dan membosankan.
Yang ketiga, pendididikan dilakukan dengan permainan. Permainan yang dilakukan biasanya berupa permainan kelompok yang untuk menang diperlukan strategi dan pembagian tugas yang jelas. Permainan seperti ini dimaksudkan agar anak-anak belajar untuk dapat bekerjasama orang lain, mengalahkan ego masing-masing, berlatih berfikir untuk bagaimana memperoleh kemenangan dan belajar bekerja sesuai dengan peran dan posisi yang telah ditetapkan. Dengan perndidikan seperti itu diharapkan kelak anak tersebut bisa menjadi pemimpin yang bijaksana, tidak egois dan bisa bekerjasama dengan dengan orang lain, bisa menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat dan dapat menjalankan peran sesuai dengan jabatan yang dipegangnya.
Yang keempat, biasanya mereka belajar kepada guru yang terbaik. Tidak dipungkiri lagi bahwa guru berperan penting dalam keberhasilan pendidikan anak. Kalau dalam bahasa jawa guru = digugu lan ditiru,yang artinya bahwa guru itu dipercaya dan diikuti. Maksudnya seorang guru merupakan teladan bagi murid-muridnya. Untuk mendapatkan guru yang terbaik ini, mereka tidak mengenal batas ruang dan waktu. Demi keberhasilan pendidikan ananknya orang tua rela mengirim anaknya ke luar kerajaan meski tempatnya sangat amat jauh sekalipun.
Yang kelima, untuk belajar kehidupan yang sesungguhnya mereka pun merelakan anak-anaknya untuk berkelana/ berpetualang. Dengan petualangan tersebut diharapkan anak tersebut dapat memahami permasalahan masyarakat yang sesungguhnya sehingga dapat menjawab dan memberikan kebijakan yang tepat.
FENOMENA PETIR DALAM PERSPEKTIF ISLAM (Q.S. FUSHSHILAT: 13) DAN SAINS
(Q.S. FUSHSHILAT: 13) DAN SAINS
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam dan Sains
Dosen Pengampu:
Frida Agung, M.Si.
Disusun Oleh :
Yhonis Putri Probowati ( 08690003)
Sugiyanto (08690047)
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Manusia merupakan ciptaan Allah yang paling sempurna karena manusia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh ciptaan Allah yang lain. Manusia oleh Allah diberi akal yang apabila dimanfaatkan dengan baik maka manusia akan menjadi makhluk Allah yang paling mulia sebaliknya jika akal itu tidak dimanfaatkan dengan baik maka manusia akan terjatuh pada lembah kehinaan lebih hina dan lebih rendah dari hewan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. At Tiin :4-6 yang artinya :”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”. Dengan akal itulah diharapkan manusia dapat melihat kekuasaan dan kebesaran Allah melalui peristiwa-peristiwa alam yang ada di sekitar manusia baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Salah satu fenomena alam yang sangat menarik untuk dipelajari adalah fenomena petir.
Petir yang sering terjadi saat musim penghujan datang, sejauh ini lebih banyak merugikan kehidupan manusia. Petir sungguh sangat berbahaya karena apa yang disambarnya tidak akan selamat. Yang sering kita saksikan jika petir menyambar pohon, pohon itu pasti akan patah, tumbang, hancur atau gosong dan akhirnya mati, jika petir menyambar sebuah gedung pasti akan merusak gedung itu beserta peralatan elektronik yang ada di dalamnya, nyawa manusia pun akan melayang jika petir menyambar mengenai manusia. Informasi tentang petir ini juga ada di dalam Al Quran yang menginformasikan bahwa dengan petir Allah telah membinasakan kaum Aadz dan kaum Tsamudz. Dari kenyatan yang dapat kita saksikan sendiri dan informasi dalam Al Quran menunjukkan bahwa petir mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat. Oleh sebab itu sangat penting dilakukan kajian tentang fenomena petir tersebut dalam perpestif Islam dan Sains Teknologi. Dengan adanya kajian tersebut diharapkan dapat diketahui hakekat petir, proses terjadinya petir, manfaat yang mungkin bisa diambil dari fenomena petir tersebut. Selain itu dengan adanya kajian tentang petir diharapkan dapat menambah keimanan kepada Allah SWT.
I.2 Batasan Masalah
. . . . .
“Aku telah memperingatkan kamu dengan petir”
I.3 Tujuan
a. Mengetahui ranah integrasi-interkoneksi antara islam dan sains pada fenomena petir
b. Mengetahui model integrasi-interkoneksi antara islam dan sains pada fenomena petir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Saat langit kelabu disertai hembusan angin tiba-tiba terlihat kilatan cahaya yang tak lama kemudian disusul oleh suara menggelegar.Fenomena alam tersebut disebut dengan petir.Petir mempunyai kekuatan yang luar biasa sebab bisa membinasakan dan menghancurkan apapun yang disambarnya. Tahukah anda berapa besar kekuatan petir? Dan bagaimana terjadinya?
Kilat petir terjadi dalam bentuk setidaknya dua sambaran. Pada sambaran pertama muatan negatif (-) mengalir dari awan ke permukaan tanah. Ini bukanlah kilatan yang sangat terang. Sejumlah kilat percabangan biasanya dapat terlihat menyebar keluar dari jalur kilat utama. Ketika sambaran pertama ini mencapai permukaan tanah, sebuah muatan berlawanan terbentuk pada titik yang akan disambarnya dan arus kilat kedua yang bermuatan positif terbentuk dari dalam jalur kilat utama tersebut langsung menuju awan. Dua kilat tersebut biasanya beradu sekitar 50 meter di atas permukaan tanah. Arus pendek terbentuk di titik pertemuan antara awan dan permukaan tanah tersebut, dan hasilnya sebuah arus listrik yang sangat kuat dan terang mengalir dari dalam jalur kilat utama itu menuju awan. Perbedaan tegangan pada aliran listrik antara awan dan permukaan tanah ini melebihi beberapa juta volt (Harun Yahya.2006).
Petir yang diciptakan oleh Allah SWT sungguh mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa. Sering kita melihat atau mendengar karena sambaran petir orang bisa kehilangan nyawanya, pohon bisa tumbang dan hancur serta peralatan listrik bisa rusak. Pertanyaannya berapa kekuatan dari satu kilatan petir? Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius (Harun Yahya.2006).Dengan suhu yang sedemikian besar tentu saja apa saja yang ada disekitarnya akan terbakar sampai tak berwujud lagi. Sebagai perbandingan saja sebuah besi yang sangat kuat bisa lebur dengan suhu antara 1050-1100 derajad celcius, bagaimana kalau dengan suhu 10.000 derajad Celsius? Anda bisa membayangkannya sendiri.
Petir selain mengasilkan suhu yang sangat tinggi tersebut, ternyata juga juga memancarkan cahaya yang luar biasa terang. Dapat kita saksikan sendiri ketika malam hari yang gelap dan mendung maka saat terjadi kilatan petir maka langit dan daerah disekitarnya akan tampak begitu terang. Menurut penelitian Cahaya yang dikeluarkan oleh petir lebih terang daripada cahaya 10 juta bola lampu pijar berdaya 100 watt (Harun Yahya.2006). Sungguh luar biasa petir yang diciptakan Allah SWT.
Saat kita merenungi semua perihal petir ini, kita dapat memahami bahwa peristiwa alam ini adalah sesuatu yang menakjubkan. Bagaimana sebuah kekuatan luar biasa semacam itu muncul dari partikel bermuatan positif dan negatif, yang tak terlihat oleh mata telanjang, menunjukkan bahwa petir diciptakan dengan sengaja. Lebih jauh lagi, kenyataan bahwa molekul-molekul nitrogen, yang sangat penting untuk tumbuhan, muncul dari kekuatan ini, sekali lagi membuktikan bahwa petir diciptakan dengan kearifan khusus (Harun Yahya 2006). Kita wajib berpikir dan bersyukur bahwa petir, yang mungkin belum pernah dipikirkan banyak orang seteliti ini dan yang menimbulkan perasaan takut dan pengharapan dalam diri manusia, adalah sebuah sarana yang dengannya rasa takut kepada Allah semakin bertambah dan yang dikirim olehNya untuk tujuan tertentu sebagaimana yang Dia kehendaki.
BAB III
FENOMENA PETIR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
(Q.S. FUSHSHILAT: 13)
13. jika mereka berpaling Maka Katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud".
3.1 Ranah Ontologi Petir dalam Q.S. Fushilat 13
Ayat yang menyatakan bahwa “seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud". Di situ menjelaskan bahwa ada suatu fenomena alam berupa petir yang merupakan kekuasaan Allah. Dan Allah kehendaki untuk kaum 'Aad dan Tsamud. ‘Aad adalah kaum Nabi Hud yang menghuni Al Ahqaf, suatu daerah dataran tinggi yang di penuhi pasir di jazirah Arab, sedang Tsamud adalah kaum Nabi Shalih yang bertempat tinggal di sebelah utara Jazirah Arab dan sering kali dilalui oleh kaum musyrikin dalam perjalanan mereka ke Syam untuk berdagang dan sering kali dilalui oleh kaum musyrikin dalam perjalanan mereka ke syam untuk berdagang.
3.2 Ranah Aksiologi Petir dalam Q.S. Fushilat 13
Allah SWT dalam ayat tersebut berfirman "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir”. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa salah satu manfaat diciptakanNya petir adalah sebagai peringatan kepada manusia. Peringatan yang pernah dialami oleh kaum ‘Aadz dan Kaum Tsamudz. Hal ini dapat kita lihat dari sebab-sebab turunnya QS. Fushilat 13 yaitu perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw, agar menyeru kepada orang-orang kafir agar beriman kepada Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya. Yang selalu memberikan pengajaran kepada mereka yang berpaling dari tuntunan Rasul SAW. Pengajaran ini diharapkan dapat mengantar mereka menyadari kesalahan mereka dan mengakui ke-Esaan Allah. Jika mereka tidak menerima ajakan itu dan berpaling, katakanlah kepada mereka: "Aku peringatkan kepada kamu sekalian akan azab yang akan ditimpakan Allah SWT kepada setiap orang yang ingkar kepada-Nya. Namun tanda – tanda kesabaran itu belum juga nampak. Karena itu ayat di atas memerintahkan sekali lagi kepada Nabi Muhammad SAW. Bahwa “Jika mereka masih saja terus berpaling dan enggan sadar, maka katakanlah kepada mereka:“Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang pernah menimpa kaum ,’ad dan kaum Tsamud”, ketika datang kepada masing – masing mereka secara khusus para rasul kamu . Yaitu Nabi Hud untuk kaum ‘ad dan nabi Shalih untuk kaum Tsamud. Di antara azab yang pernah ditimpakan kepada orang-orang yang ingkar ialah suara keras yang mengguntur dari langit yang memusnahkan semua yang dikenalnya. Malapetaka itu menimpa mereka karena mereka mengingkari seruan Rasul yang diutus kepada mereka dan mengabaikan peringatan para Rasul itu. Jika kamu sekalian hai orang-orang musyrik ingin tidak ditimpa malapetaka seperti yang demikian itu, ikutilah seruanku, sembahlah Allah SWT saja Tuhan Yang Maha Esa, jangan sekali-kali kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun".
BAB IV
FENOMENA PETIR DALAM PERSPEKTIF PERSPEKTIF SAINS (FISIKA)
(Q.S. FUSHSHILAT: 13)
4.1 Ranah Ontologi Petir dalam Perspektif Sains
Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut guruh atau geledek. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya. Cahaya merambat lebih cepat (186.000 mil / 299.338 kilometer per detik) bila dibandingkan suara (sekitar 700 mil / 1.126 kilometer per jam, Sehingga suara gemuruh biasanya terdengar beberapa saat setelah kilatan terlihat.
4.2 Ranah Epistimologi Petir dalam Perspektif Sains
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan.
Petir dapat terjadi antara :
1. Awan dengan awan
2. Dalam awan itu sendiri
3. Awan dengan udara
4. Awan dengan bumi.
4.3 Ranah Aksiologi Petir dalam Perspektif Sains
Petir yang menakutkan karena kekuatannya luar biasa yang dapat menghancurkan apa saja yang disambarnya ternyata mempunyai manfaat bagi kehidupan dunia. Kilatan petir yang terjadi akibat adanya perbedaan potensial antara awan dan bumi ternyata dapat meningkatkan konsentrasi nitrogen dalam tanah. Dimana kilatan petir dapat memecahkan senyawa gas nitrogen di udara menjadi asam nitrat yang kemudian jatuh ketanah bersama air hujan. Kemudian zat tersebut diserap oleh tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya.
BAB V
PEMBAHASAN
Dari berbagai uraian mengenai fenomena petir di atas dalam prespektif agama islam yaitu Q.S Fushilat 13 dan Sains maka dapat diketahui adannya hubungan integrasi interkoneksi pada ranah ontology dan aksiologi. Dimana pada ranah ontology baik dari perpesktif islam maupun sains menyebutkan adanya fenomena alam petir. Kata petir disebutkan dalam QS. Fushilat 13 kemudian sains lah yang menjelaskan apa itu yang disebut dengan petir. Dari sinilah dapat diketahui pada ranah ontology terjadi integrasi interkoneksi model informative klarifikatif.
Pada ranah aksiologi disebutkan bahwa menurut QS. Fushilat 13 manfaat petir adalah sebagai peringatan. Yang diceritakan bahwa peringatan itu pernah dialami oleh kaum Adz dan kaum Tsamudz. Peringatan itu adalah berupa fenomena petir yang dapat menghancurkan kaum tersebut. Dari keterangan dalam Al Quran tersebut Sains mencoba menjelaskan secara ilmiah bagaimana petir bisa menghancurkan kaum tersebut.
Sains dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan mampu mengungkap fenomena petir tersebut baik bagaimana terjadinya, sebagaimana dijelaskan di atas bahwa petir terjadi karena adanya perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Petir juga menghasilkan kekuatan yang sangat besar yaitu Energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar daripada yang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga listrik di Amerika. Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius.
Dari sini membuktikan bahwa antara ilmu agama dan sains tidak saling bertentangan tetapi terintegrasi interkoneksi model informative klarifikatif. Dari keterangan Al Quran yang menyatakan bahwa Allah mengadzab kaum Adz dan kaum Tsamudz merupakan suatu kejadian yang memang benar-benar terjadi dan tidak diragukan lagi karena sains telah membuktikan betapa besarnya energi yang dihasilkan oleh petir. Dari suhunya saja yang diperkirakan mencapai 10.000 derajat Celsius tentu bisa membakar apa saja yang berada di sekitarnya, belum lagi energi listrik yang dihasilkan yang tentunya bisa merusak apa saja yang ada. Itu hanya sedikit contoh yang menunjukkan betapa besarnya kekuasaan Allah SWT.
BAB VI
KESIMPULAN
Hasil kajian tentang fenomena alam petir dalam perspektif islam (Q.S. Fushshilat: 13) dan sains diketahui bahwa terjadi integrasi interkoneksi pada ranah ontology dan aksiologi. Pada ranah ontologi dan aksiologi tersebut terjadi model integrasi interkoneksi informatif klarifikatif.
DAFTAR PUSTAKA
‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh. 2008. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
http://eamfis.blogspot.com/2009/10/integrasi-interkoneksi.html
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Kimia/0222%20 Kim%202-9j.htm
http://soulofmyheart.blogspot.com/2010/02/bagaimana-petir-dan-kilat-terjadi.html
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/092.htm
http://www.indoforum.org/showthread.php?t=6688
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al Misbah: Pesan dan Kesan Keserasian Al- Qur’an / M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati
Mulyono, Agus dan Ahmad Abtokhi.2006.Fisika dan Al quran.Malang: UIN-Malang Press
Biografi Penulis:
Nama : Yhonis Putri
NIM :
Prodi :
Telp :
Nama : Sugiyanto
NIM : 08690047
Prodi : Pendidikan Fisika
Telp : 08975807540
Senin, 26 Oktober 2009
Pandangan Islam dalam Dunia Pendidikan
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi kehidupan manusia. Manusia tidak bisa lepas dari apa yang disebut dengan pendidikan. Dari sejak lahir ke dunia ini sampai meninggalkan dunia ini manusia selalu mengalami pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pendidikan formal dapat dilakukan di sekolah-sekolah, lembaga pendidikan, pondok pesantren atau perguruan tinggi sedangkan pendidikan non formal dapat dilakukan melalui hubungan dan interaksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya dalam kehidupan masyarakat. Manusia dengan akalnya juga dapat belajar/ memperoleh pendidikan dari gejala-gejala alam yang ada dan merumuskan suatu kesimpulan berupa hokum-hukum alam.
Agama islam merupakan agama yang sangat memperhatikan pendidikan, karena pendidikan akan membawa manusia kepada kemajuan peradaban sehingga bisa menghadapi berbagai permasalahan dunia yang ada dan dapat menciptakan sesuatu yang dapat mempermudah hidupnya. Melalui firman-Nya dalam kitab suci yaitu Al Quran banyak ayat yang mengisyaratkan agar manusia harus belajar dengan kata lain manusia harus memperoleh pendidikan. Salah satu pendidikan yang diberikan Allah kepada manusia adalah diberitakanya peristiwa-peristiwa atau cerita-cerita pada masa lampau. Dalam Al Quran Allah telah menceritakan berbagai macam peristiwa sejak manusia diciptakan sampai peristiwa-peristiwa pada zaman nabi dan rosul. Disana dikisahkan berbagai macam peristiwa yang baik maupun yang buruk. Dengan kisah-kisah tersebut Allah mendidik manusia yang sekarang tidak melakukan hal yang sama seperti umat-umat masa lampau. Dengan demikian manusia juga bisa membedakan apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan sehingga manusia dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam sejarah kehidupan Nabi Muhamad SAW, beliau merupakan pendidik yang sangat hebat. Bayangkan dalam waktu yang relative singkat Nabi Muhamad bisa mendidik umatnya, menjadi umat yang paling baik dalam sejarah dan tidak aka ada umat yang bisa menandinginya. Padahal kita tahu umat Rosulullah sebelumnya, mereka adalah umat yang bodoh, kejam, dan tidak berperikemanusiaan. Oleh karena itu saat itu disebut sebagai zaman jahiliyyah atau zaman kebodohan ada juga yang menyebutnya sebagai zaman kegelapan. Dalam riwayat diceritakan bahwa pada zaman itu yang berlaku adalah hokum rimba dimana siapa yang kuat maka dialah yang menang dan berkuasa. Oleh sebab itu suku-suku Arab waktu itu selalu siap siaga untuk berperang. Berperang untuk mempertahankan diri atau berperang untuk menyerang dan menaklukkan wilayah. Pada zaman itu wanita sungguh tidak dihargai, bahkan mereka harus tega mengubur anaknya hidup-hidup jika yang lahir adalah anak perempuan.
2. Tujuan
a. Mengetahui bagaimana hukum pendidikan bagi umat islam
b. Mengetahui ilmu apa saja yang harus dipelajari dalam pendidikan umat islam
c. Bagaimana cara mendidik anak yang baik dalam pandangan islam
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hukum Pendidikan bagi Umat Islam
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Ayat di atas merupakan ayat yang pertama kali turun, dimana diriwayatkan bahwa saat Rosuluulah berkhalwat di Gua Hira yaitu sebuah gua yang berada di pinggiran kota Mekah datanglah malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu dari Allah SWT kepada Nabi Muhamad SAW. Sungguh luar biasa ayat yang pertama kali turun adalah perintah untuk membaca. Hal ini menunjukkan bahwa islam merupakan agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan. Perintah membaca pada ayat disini bisa diartikan sebagai perintah untuk membaca tanda-tanda kebesaran Allah SWT melalui ciptaannya yang begitu agung seperti laut, gunung, langit, bintang, matahari, berbagai macam binatang, berbagai macam tumbuhan dan masih banyak yang lain. Membaca disini juga dapat diartikan untuk membaca sejarah orang-orang zaman dahulu yang karena kekufurannya dan kedzaliman mereka sehinngga tidak dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah maka mereka dimusnahkan. Dari sejarah itu diharapkan agar manusia yang sekarang tidak mengulangi hal yang sama yang pernah dilakukan oleh orang-orang zaman dahulu.
Agama islam adalah agama yang sangat menghargai orang-orang yang beriman dan berilmu. Allah berfirman dalam Al Quran yang artinya “ Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Dari ayat ini mengisyaratkan bahwa pendidikan merupakan hal yang penting dan wajib bagi umat manusia. Hal ini sangat wajar dan merupakan suatu hubungan sebab akibat yang tidak dapat kita pungkiri.Sebab, untuk mendapatkan predikat orang beriman kita harus melalui proses pendidikan pula. Memang iman itu merupakan keyakinan dalam hati tetapi iman juga tidak sekedar diyakini dalam hati. Orang dikatakan beriman jika orang itu mampu, mengucapkan dalam lisan, diyakini dalam hati dan diamalkan dalam perbuatan.Dari pengertian ini maka dapat kita ketahui bahwa manusia harus melakukan sesuatu untuk membuktikan keimanannya. Dengan kata lain manusia yang mengaku beriman harus bisa melaksanakan syariat-syariat agama yaitu rukun islam. Untuk bisa melaksanakan rukun islam yang lima yaitu membaca syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji sudah barang tentu manusia memerlukan pendidikan, pengawasan dan bimbingan dari orang-orang yang lebih paham tentang agama. Begitu juga dengan orang berilmu mereka harus menjalani suatu proses yaitu pendidikan. Pendidikan disini bisa ditempuh dengan dua jalur yaitu formal seperti sekolah dan perguruan tinggi dan non formal seperti terjun langsung dalam masyarakat.
Pentingnya pendidikan juga dapat kita lihat pada hadist-hadist Nabi seperti “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina’. Dari hadist ini mengisyaratkan bahwa meskipun jauh sesulit apa pun untuk mendapatkan suatu pendidikan harus tetap kita lakukan, karena betapa besar kedudukan orang-orang berilmu di hadapan Allah SWT sehingga Allah pun akan meninggikan mereka beberapa derajat. Dalam hadist yang lain dikatakan bahwa menuntut ilmu wajib hukumnya baik laki-laki maupun perempuan.Dari sini kita tahu sebagai umat muslim kita harus tetap semangat untuk menuntut ilmu (memperoleh pendidikan) agar dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat seperti hadist Nabi yang mengatakan “Barang siapa ingin memperoleh kebahagian di akhirat maka harus dengan ilmu, barang siapa ingin memperoleh kebahagiaan di dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan keduanya maka juga harus dengan ilmu.”
2. Ilmu yang Harus Dipelajari Umat Islam
“Barang siapa ingin memperoleh kebahagian di akhirat maka harus dengan ilmu, barang siapa ingin memperoleh kebahagiaan di dunia maka harus dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan keduanya maka juga harus dengan ilmu.”
Dari hadizt di atas sudah jelas bahwa umat islam harus mempunyai ilmu dunia dan ilmu agama. Manusia pada umumnya mempunyai dua tujuan hidup yaitu tujuan jangka pendek dan tujua jangka panjang. Tujuan jangka pendek yaitu memperoleh kebahagian di dunia sedangkan tujuan jangka panjang yaitu memperoleh kebahagiaan di akhirat. Kebahagian di dunia ukurannya adalah terpenuhinya kebutuhan hidup manusia baik itu kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Namun yang paling pokok adalah terpenuhinya kebutuhan primer seperti pangan, papan dan sandang. Ketika manusia sudah bisa makan setiap hari, punya tempat untuk berteduh dari panasnya matahari dan hujan serta mempunyai baju yang cukup sehingga bisa berinteraksi dengan masyarakat tanpa adanya rasa minder maka manusia itu bisa dikatakan manusia yang bahagia dibandingkan dengan orang-orang makannya tidak tentu setiap hari, kolong jembatan sebagai tempat berteduh dari matahari dan hujan serta pakaian yang compang-camping dan tidak layak pakai. Untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut sudah selayaknya manusia harus mempunyai kemampuan atau keterampilan (skill) yang bermanfaat dan berguna bagi hidupnya di dunia. Dengan kata lain manusia harus bisa menguasai ilmu dunia sehingga bisa dimanfaatkan mencukupi kebutuhan hidup di dunia.
Kebahagian di akhirat ukurannya adalah mendapatkan syurga Allah di akhirat nanti. Untuk bisa mendapatkan syurga Allah maka manusia harus bertaqwa kepada Allah yaitu menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Sudang barang tentu untuk bisa mendapatkan predikat taqwa, manusia harus bisa menjaga hubungan vertical yaitu antara manusia dan Allah (hablumminallah) serta hubungan vertical yaitu hubungan antara sesama manusia (hablumminannas). Tentu saja setiap agama mempunyai ajaran tertentu dan hukumhukum tertentu yang harus ditaati oleh setiap pemeluknya. Oleh karena itu manusia harus bisa menguasai ilmu agama agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang dilarang oleh Allah dan dapat melaksanakan ibadah yang sesuai tuntunan agama. Dengan begitu manusia dapat mendapatkan kebahagiaan di akhirat.
3. Cara Mendidik Anak
“Pukullah anakmu jika di usia 10 tahun dia meninggalkan shalat”
Dari hadist dijelaskan bagaimana kita harus mendidik seorang anak. Sebagai orang tua salah satu kewajibannya adalah mendidik anak. Anak merupakan amanah yang diberikan kepada Allah yang suatu saat akan dimintai suatu pertanggungjawabannya. Jika orang tua dengan sabar bisa mendidik anak-anaknya sehingga menjadi anak yang yang rajin beribadah kepada Allah SWT dan berbakti kepada orang tua. Maka berbanggalah dan bergemberia-rialah karena kebaikan anak itu orang tua juga akan mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT.Sebaliknya orang tua yang tidak mendidik anaknya dengan baik sehingga akan tumbuh menjadi yang tidak tahu beragama, tidak pernah melaksanakan kewajibannya seperti shalat, zakat, dan lain-lain namun malah selalu melakukan kemaksiatan, maka sebagai orang tua bersiaplah untuk menerima siksa dari Allah karena kelalaianya tidak menjaga amanah Allah dengan baik.
Dari hadist di atas tersirat bahwa kita harus menggunakan metode yang baik dalam mendidik seorang anak. Anak tidak boleh terlalu dikekang (otoriter) sehingga apa-apa harus seijin dan sepengetahuan orang tua. Kalau anak dididik dengan cara seperti itu maka suatu saat dia akan menjadi pemberontak. Anak juga tidak boleh dimanja yang semua keinginan harus dipenuhi, karena hal ini akan menjadikan anak mau menang sendiri, egois dan berani kepada orang tua. Dalam hal pendidikan anak yang paling baik adalah diantara kedua cara tadi. Yaitu anak harus sesekali dimanja dan sesekali harus dikeras. Dalam bahasa psikologi dikenal dengan reward dan punishment.
BAB III
PENUTUP
Agama islam adalah agama yang sangat menghargai ilmu pengetahuan. Agama islam adalah satu-satunya agama yang mengajarkan manusia agar bisa memikirkan ciptaan Allah dan mencari apa yang ada dibalik peristiwa atau fenomena alam yang telah diciptakan oleh Allah SWT. Dalam wahyu-Nya yang pertama turun pun Allah memerintahkan manusia untuk membaca. Dimana membaca ini mempunyai banyak tafsir namun pada intinya manusia wajib untuk mencari ilmu atau memperoleh pendidikan.
Manusia selama hidup di dunia mempunyai dua tujuan. Tujuan jangka pendek yaitu mendapatkan kebahagiaan di dunia (kebutuhan primer, sekunder dan tersier ) dan tujuan jangka panjang yaitu mendapatkan kebahagiaan di akhirat (mendapatkan syurga Allah SWT). Untuk bisa mendapatkan semua itu maka manusia harus belajar berbagai ilmu yang bisa meraih dan mencapai dua tujuan itu. Untuk mencapai tujuan jangka pendek manusia harus mempelajari ilmu dunia sesuai dengan bakat dan kemampuan yang dimilikinya sehingga bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidunya di dunia. Sedangkan, untuk mencapai tujuan jangka panjang manusia harus mempelajari ilmu agama dan mengamalkannya.
Anak adalah investasi masa depan baik di dunia mau pun di akhirat. Anak merupakan tumpuan hidup bagi orang tua ketika dirinya sudah lemah dan tidak berdaya. Anak juga merupakan investasi akhirat karena salah satu dari amal jariyyah adalah anak shaleh yang selalu mendoakan orang tuanya. Oleh karena itulah sudah menjadi kewajiban setiap orang tua agar mendidik anaknya dengan pendidikan sebaik-baiknya. Dalam mendidik anak tidak boleh terlalu otoriter dan tidak boleh juga terlalu dimanja, namun ditengah-tengahnya. Boleh juga mendidik anak dengan metode reward dan punishment. Reward yaitu ketika anak melakukan sesuatu hal yang baik maka diberi hadiah sehingga bisa memacu anak agar terus melakukan hal-hal yang baik.sedangkan punishment yaitu pemberian hukuman ketika anak melakukan kesalahan dan melanggar peraturan.
DAFTAR PUSTAKA
- Ahmad.2002.60 Kisah Orang Takwa & Surga.Solo:Pustaka Barokah
- Al Fahham, Muhamad. 2006. Berbakti kepada Orang Tua.Bandung : Irsyad Baitus Salam
- Tim PPK.2008.Buku Panduan PPK Saintek UIN Suka.Yogyakarta : UIN Suka
Sabtu, 17 Oktober 2009
Mengapa Manusia Rugi?
“Demi masa.Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.”(QS.Al ‘Ashr 1-3)
Dalam Al Quran yaitu
Dari berbagai nikmat yang disebutkan di atas manusia bukannya bersyukur dan menyembah Allah tapi malah mencari sesembahan lain dan menyekutukan Allah. Dapat kita lihat dalam sejarah manusia kala itu ada yang menyembah berhala seperti kaum Nabi Ibrahim, menyembah matahari seperti Ratu Balqis dan kaumnya sebelum beriman, menyembah anak sapi seperti kaum nabi Musa bahkan ada manusia yang berani mengaku sebagai Tuhan seperti Firaun di Mesir.Di dalam surat Ar Rahman pula Allah mengingatkan manusia tidak hanya sekali atau dua kali tetapi sampai 31 kali dengan perkatan “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”.Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah manusia yang rugi karena tidak bisa melihat tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah dan besarnya nikmat Allah yang telah diberikan kepada manusia. Padahal manusia akan sangat beruntung jika saja mereka bisa bersyukur.Sebab Allah dalam ayat lain berjanji dalam firmannya yang artinya “Barang siapa bersyukur maka akan aku tambah nikmatnya dan barang siapa kufur ketahuilah bahwa siksaku amat pedih”
Meski dalam
Ciri-ciri orang yang tidak termasuk orang yang rugi yaitu :
1 Beriman kepada Allah, dalam artian tidak hanya percaya saja tetapi manusia harus mau menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah yang disampaikan melalui Rosul-rosul-Nya.
2 Mengerjakan amal shaleh, dalam artian manusia harus bisa berakhlak baik kepada sesama manusia dan lingkungannya. Sehingga tercipta kehidupan yang harmonis, aman dan sejahtera.
3 Saling nasihat menasihati dalam kebaikan dan kesabaran
Kalau tiga kriteria di atas itu benar-benar ada dalam diri manusia insyaAllah manusia akan termasuk orang-orang yang beruntung yang akan mendapatkan syurga Allah di Akhirat nanti.amin
Sugiyanto (08690047)
P Fis/ UIN Suka
Selasa, 13 Oktober 2009
Kutemukan kembali Cintaku
Setelah aku lulus aku tidak pernah ketemu walau pun cuma sekali.Baru setelah 5 tahun aku menemukan dia kembali. Sungguh aku heran dan sedikit agak tidak percaya apa yang baru aku alami. Semuanya berjalan begitu mudah tanpa adanya rencana dan rekayasa. Sungguh aku bersyukur kepada Allah SWT dan aku berharap pula semoga diberi kemudahan untuk bisa mendapatkan cintanya.haaaa......
Hari minggu itu seperti biasa akau setelah shalat subuh dan mengaji aku pun siap-siap untuk jalan-jalan ke JEC.He,,biasa anak muda mau olah raga sekaligus cuci mata, karena pas hari minggu biasanya JEC rame banget. Nah saat aku keluar dari rumah, aku lihat ada seorang bapak dan ibu yang sepertinya aku kenal. Tapi, karena tidak yakin aku pun cuek aja,,dan aku pun menuju ke JEC dengan santainya. E,,,saat di JEC aku ketemu lagi ma BApak dan Ibu tadi, dari situ aku mulai sadar kalau yang baru aku jumpai tadi adalah orang yang aku kenal alias guruku sendiri pas SMP.he....Namun aku masih ragu,,bener pa tidak ya???? pertanyaan itu muncul begitu saja di otakku. Untuk meyakinkanku aku pun cari tahu,,aku sms guruku yang di Blora dan menanyakan apakah Pak ini di jogja karena aku melihat orang yang sangat mirip dengan pak ini tadi. Setelah beberapa menit aku dapat balasan. Balasannya "iya mas,,pak itu sering ke jogja karena dua anaknya kuliah di jogja".
Membaca jawaban tadi aku beranikan diri dech untuk menemui Bapak tadi. E...ternya bener kalau bapak tadi adalah guruku. Ya gitu setelah itu aku ditanya macem-macem seperti kuliah dimana, kosnya mana dll. Bersambung yach.........