Selasa, 08 Februari 2011
Jumat, 04 Februari 2011
Pendidikan Keraton
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sejak manusia lahir sampai manusia itu masuk ke liang lahat maka manusia akan terus belajar/ mendapatkan pendidikan. Pendidikan tak selamanya harus dari lembaga-lembaga pendidikan formal, namun pendidikan dapat kita dapatkan di lembaga pendidikan nonformal yaitu kehidupan ini sendiri. Namun, sayangnya tidak semua orang mengerti bahwa sebenarnya banyak hal yang dapat kita pelajari dalam kehidupan ini, untuk itulah dibangun dan dirikan berbagai macam lembaga pendidikan untuk memudahkan kita untuk belajar dari fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan ini, baik fenomena alam maupun fenomena sosial. Dengan adanya kemampuan memahami fenomena-fenomena tersebut diharapkan manusia dapat menjadi manusia yang berkualitas sehingga dapat menyelesaikan berbagai masalah kehidupan yang muncul.
Pentingnya akan pendidikan ini disadari betul oleh kalangan bangsawan dalam hal ini adalah kalangan kerabat keraton. Pada umumnya kalangan bangsawan sangat memperhatikan betul pendidikan anak-anaknya. Mengapa demikian? Karena mereka mempersiapkan anak-anaknya itu untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan menggantikan orang tuanya. Dengan pendidikan yang baik diharapkan anak-anaknya tersebut dapat menjadi pemimpin yang mampu menjawab dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat mengayomi seluruh warga masyarakat.
Dalam hal pendidikan ini, kalangan keraton mempunyai cara tersendiri dalam mendidik anak-anaknya. Yang pertama, pendidikan tentang adat istiadat. Seperti yang kita tahu bahwa kalangan keraton mempunyai adat istiadat yang berbeda dengan masyarakat biasa. Adat-istiadat itu misalnya cara makan, cara berbicara dengan orang lain, cara bergaul dengan yang lebih tua dan lain-lain. Untuk memberikan pendidikan adat istiadat ini mereka lakukan dengan pendidikan keteladanan. Maksudnya orang tua memberikan contoh dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Yang kedua, untuk belajar tentang nilai-nilai kehidupan dan kebijaksanaan seorang anak tidak disodorkan segebok buku, namun mereka disuguhi dan diajarkan lagu-lagu yang indah namun sarat makna. Kalau dalam lagu-lagu jawa lagu-lagu yang sarat makna itu terdapat pada tembang macapat. Dengan cara demikian maka anak tidak merasa sedang belajar namun sedang bernyanyi gembira sehingga tidak jenuh dan membosankan.
Yang ketiga, pendididikan dilakukan dengan permainan. Permainan yang dilakukan biasanya berupa permainan kelompok yang untuk menang diperlukan strategi dan pembagian tugas yang jelas. Permainan seperti ini dimaksudkan agar anak-anak belajar untuk dapat bekerjasama orang lain, mengalahkan ego masing-masing, berlatih berfikir untuk bagaimana memperoleh kemenangan dan belajar bekerja sesuai dengan peran dan posisi yang telah ditetapkan. Dengan perndidikan seperti itu diharapkan kelak anak tersebut bisa menjadi pemimpin yang bijaksana, tidak egois dan bisa bekerjasama dengan dengan orang lain, bisa menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat dan dapat menjalankan peran sesuai dengan jabatan yang dipegangnya.
Yang keempat, biasanya mereka belajar kepada guru yang terbaik. Tidak dipungkiri lagi bahwa guru berperan penting dalam keberhasilan pendidikan anak. Kalau dalam bahasa jawa guru = digugu lan ditiru,yang artinya bahwa guru itu dipercaya dan diikuti. Maksudnya seorang guru merupakan teladan bagi murid-muridnya. Untuk mendapatkan guru yang terbaik ini, mereka tidak mengenal batas ruang dan waktu. Demi keberhasilan pendidikan ananknya orang tua rela mengirim anaknya ke luar kerajaan meski tempatnya sangat amat jauh sekalipun.
Yang kelima, untuk belajar kehidupan yang sesungguhnya mereka pun merelakan anak-anaknya untuk berkelana/ berpetualang. Dengan petualangan tersebut diharapkan anak tersebut dapat memahami permasalahan masyarakat yang sesungguhnya sehingga dapat menjawab dan memberikan kebijakan yang tepat.
Pentingnya akan pendidikan ini disadari betul oleh kalangan bangsawan dalam hal ini adalah kalangan kerabat keraton. Pada umumnya kalangan bangsawan sangat memperhatikan betul pendidikan anak-anaknya. Mengapa demikian? Karena mereka mempersiapkan anak-anaknya itu untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan menggantikan orang tuanya. Dengan pendidikan yang baik diharapkan anak-anaknya tersebut dapat menjadi pemimpin yang mampu menjawab dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat mengayomi seluruh warga masyarakat.
Dalam hal pendidikan ini, kalangan keraton mempunyai cara tersendiri dalam mendidik anak-anaknya. Yang pertama, pendidikan tentang adat istiadat. Seperti yang kita tahu bahwa kalangan keraton mempunyai adat istiadat yang berbeda dengan masyarakat biasa. Adat-istiadat itu misalnya cara makan, cara berbicara dengan orang lain, cara bergaul dengan yang lebih tua dan lain-lain. Untuk memberikan pendidikan adat istiadat ini mereka lakukan dengan pendidikan keteladanan. Maksudnya orang tua memberikan contoh dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
Yang kedua, untuk belajar tentang nilai-nilai kehidupan dan kebijaksanaan seorang anak tidak disodorkan segebok buku, namun mereka disuguhi dan diajarkan lagu-lagu yang indah namun sarat makna. Kalau dalam lagu-lagu jawa lagu-lagu yang sarat makna itu terdapat pada tembang macapat. Dengan cara demikian maka anak tidak merasa sedang belajar namun sedang bernyanyi gembira sehingga tidak jenuh dan membosankan.
Yang ketiga, pendididikan dilakukan dengan permainan. Permainan yang dilakukan biasanya berupa permainan kelompok yang untuk menang diperlukan strategi dan pembagian tugas yang jelas. Permainan seperti ini dimaksudkan agar anak-anak belajar untuk dapat bekerjasama orang lain, mengalahkan ego masing-masing, berlatih berfikir untuk bagaimana memperoleh kemenangan dan belajar bekerja sesuai dengan peran dan posisi yang telah ditetapkan. Dengan perndidikan seperti itu diharapkan kelak anak tersebut bisa menjadi pemimpin yang bijaksana, tidak egois dan bisa bekerjasama dengan dengan orang lain, bisa menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat dan dapat menjalankan peran sesuai dengan jabatan yang dipegangnya.
Yang keempat, biasanya mereka belajar kepada guru yang terbaik. Tidak dipungkiri lagi bahwa guru berperan penting dalam keberhasilan pendidikan anak. Kalau dalam bahasa jawa guru = digugu lan ditiru,yang artinya bahwa guru itu dipercaya dan diikuti. Maksudnya seorang guru merupakan teladan bagi murid-muridnya. Untuk mendapatkan guru yang terbaik ini, mereka tidak mengenal batas ruang dan waktu. Demi keberhasilan pendidikan ananknya orang tua rela mengirim anaknya ke luar kerajaan meski tempatnya sangat amat jauh sekalipun.
Yang kelima, untuk belajar kehidupan yang sesungguhnya mereka pun merelakan anak-anaknya untuk berkelana/ berpetualang. Dengan petualangan tersebut diharapkan anak tersebut dapat memahami permasalahan masyarakat yang sesungguhnya sehingga dapat menjawab dan memberikan kebijakan yang tepat.
FENOMENA PETIR DALAM PERSPEKTIF ISLAM (Q.S. FUSHSHILAT: 13) DAN SAINS
FENOMENA PETIR DALAM PERSPEKTIF ISLAM
(Q.S. FUSHSHILAT: 13) DAN SAINS
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam dan Sains
Dosen Pengampu:
Frida Agung, M.Si.
Disusun Oleh :
Yhonis Putri Probowati ( 08690003)
Sugiyanto (08690047)
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Manusia merupakan ciptaan Allah yang paling sempurna karena manusia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh ciptaan Allah yang lain. Manusia oleh Allah diberi akal yang apabila dimanfaatkan dengan baik maka manusia akan menjadi makhluk Allah yang paling mulia sebaliknya jika akal itu tidak dimanfaatkan dengan baik maka manusia akan terjatuh pada lembah kehinaan lebih hina dan lebih rendah dari hewan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. At Tiin :4-6 yang artinya :”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”. Dengan akal itulah diharapkan manusia dapat melihat kekuasaan dan kebesaran Allah melalui peristiwa-peristiwa alam yang ada di sekitar manusia baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Salah satu fenomena alam yang sangat menarik untuk dipelajari adalah fenomena petir.
Petir yang sering terjadi saat musim penghujan datang, sejauh ini lebih banyak merugikan kehidupan manusia. Petir sungguh sangat berbahaya karena apa yang disambarnya tidak akan selamat. Yang sering kita saksikan jika petir menyambar pohon, pohon itu pasti akan patah, tumbang, hancur atau gosong dan akhirnya mati, jika petir menyambar sebuah gedung pasti akan merusak gedung itu beserta peralatan elektronik yang ada di dalamnya, nyawa manusia pun akan melayang jika petir menyambar mengenai manusia. Informasi tentang petir ini juga ada di dalam Al Quran yang menginformasikan bahwa dengan petir Allah telah membinasakan kaum Aadz dan kaum Tsamudz. Dari kenyatan yang dapat kita saksikan sendiri dan informasi dalam Al Quran menunjukkan bahwa petir mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat. Oleh sebab itu sangat penting dilakukan kajian tentang fenomena petir tersebut dalam perpestif Islam dan Sains Teknologi. Dengan adanya kajian tersebut diharapkan dapat diketahui hakekat petir, proses terjadinya petir, manfaat yang mungkin bisa diambil dari fenomena petir tersebut. Selain itu dengan adanya kajian tentang petir diharapkan dapat menambah keimanan kepada Allah SWT.
I.2 Batasan Masalah
. . . . .
“Aku telah memperingatkan kamu dengan petir”
I.3 Tujuan
a. Mengetahui ranah integrasi-interkoneksi antara islam dan sains pada fenomena petir
b. Mengetahui model integrasi-interkoneksi antara islam dan sains pada fenomena petir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Saat langit kelabu disertai hembusan angin tiba-tiba terlihat kilatan cahaya yang tak lama kemudian disusul oleh suara menggelegar.Fenomena alam tersebut disebut dengan petir.Petir mempunyai kekuatan yang luar biasa sebab bisa membinasakan dan menghancurkan apapun yang disambarnya. Tahukah anda berapa besar kekuatan petir? Dan bagaimana terjadinya?
Kilat petir terjadi dalam bentuk setidaknya dua sambaran. Pada sambaran pertama muatan negatif (-) mengalir dari awan ke permukaan tanah. Ini bukanlah kilatan yang sangat terang. Sejumlah kilat percabangan biasanya dapat terlihat menyebar keluar dari jalur kilat utama. Ketika sambaran pertama ini mencapai permukaan tanah, sebuah muatan berlawanan terbentuk pada titik yang akan disambarnya dan arus kilat kedua yang bermuatan positif terbentuk dari dalam jalur kilat utama tersebut langsung menuju awan. Dua kilat tersebut biasanya beradu sekitar 50 meter di atas permukaan tanah. Arus pendek terbentuk di titik pertemuan antara awan dan permukaan tanah tersebut, dan hasilnya sebuah arus listrik yang sangat kuat dan terang mengalir dari dalam jalur kilat utama itu menuju awan. Perbedaan tegangan pada aliran listrik antara awan dan permukaan tanah ini melebihi beberapa juta volt (Harun Yahya.2006).
Petir yang diciptakan oleh Allah SWT sungguh mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa. Sering kita melihat atau mendengar karena sambaran petir orang bisa kehilangan nyawanya, pohon bisa tumbang dan hancur serta peralatan listrik bisa rusak. Pertanyaannya berapa kekuatan dari satu kilatan petir? Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius (Harun Yahya.2006).Dengan suhu yang sedemikian besar tentu saja apa saja yang ada disekitarnya akan terbakar sampai tak berwujud lagi. Sebagai perbandingan saja sebuah besi yang sangat kuat bisa lebur dengan suhu antara 1050-1100 derajad celcius, bagaimana kalau dengan suhu 10.000 derajad Celsius? Anda bisa membayangkannya sendiri.
Petir selain mengasilkan suhu yang sangat tinggi tersebut, ternyata juga juga memancarkan cahaya yang luar biasa terang. Dapat kita saksikan sendiri ketika malam hari yang gelap dan mendung maka saat terjadi kilatan petir maka langit dan daerah disekitarnya akan tampak begitu terang. Menurut penelitian Cahaya yang dikeluarkan oleh petir lebih terang daripada cahaya 10 juta bola lampu pijar berdaya 100 watt (Harun Yahya.2006). Sungguh luar biasa petir yang diciptakan Allah SWT.
Saat kita merenungi semua perihal petir ini, kita dapat memahami bahwa peristiwa alam ini adalah sesuatu yang menakjubkan. Bagaimana sebuah kekuatan luar biasa semacam itu muncul dari partikel bermuatan positif dan negatif, yang tak terlihat oleh mata telanjang, menunjukkan bahwa petir diciptakan dengan sengaja. Lebih jauh lagi, kenyataan bahwa molekul-molekul nitrogen, yang sangat penting untuk tumbuhan, muncul dari kekuatan ini, sekali lagi membuktikan bahwa petir diciptakan dengan kearifan khusus (Harun Yahya 2006). Kita wajib berpikir dan bersyukur bahwa petir, yang mungkin belum pernah dipikirkan banyak orang seteliti ini dan yang menimbulkan perasaan takut dan pengharapan dalam diri manusia, adalah sebuah sarana yang dengannya rasa takut kepada Allah semakin bertambah dan yang dikirim olehNya untuk tujuan tertentu sebagaimana yang Dia kehendaki.
BAB III
FENOMENA PETIR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
(Q.S. FUSHSHILAT: 13)
13. jika mereka berpaling Maka Katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud".
3.1 Ranah Ontologi Petir dalam Q.S. Fushilat 13
Ayat yang menyatakan bahwa “seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud". Di situ menjelaskan bahwa ada suatu fenomena alam berupa petir yang merupakan kekuasaan Allah. Dan Allah kehendaki untuk kaum 'Aad dan Tsamud. ‘Aad adalah kaum Nabi Hud yang menghuni Al Ahqaf, suatu daerah dataran tinggi yang di penuhi pasir di jazirah Arab, sedang Tsamud adalah kaum Nabi Shalih yang bertempat tinggal di sebelah utara Jazirah Arab dan sering kali dilalui oleh kaum musyrikin dalam perjalanan mereka ke Syam untuk berdagang dan sering kali dilalui oleh kaum musyrikin dalam perjalanan mereka ke syam untuk berdagang.
3.2 Ranah Aksiologi Petir dalam Q.S. Fushilat 13
Allah SWT dalam ayat tersebut berfirman "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir”. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa salah satu manfaat diciptakanNya petir adalah sebagai peringatan kepada manusia. Peringatan yang pernah dialami oleh kaum ‘Aadz dan Kaum Tsamudz. Hal ini dapat kita lihat dari sebab-sebab turunnya QS. Fushilat 13 yaitu perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw, agar menyeru kepada orang-orang kafir agar beriman kepada Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya. Yang selalu memberikan pengajaran kepada mereka yang berpaling dari tuntunan Rasul SAW. Pengajaran ini diharapkan dapat mengantar mereka menyadari kesalahan mereka dan mengakui ke-Esaan Allah. Jika mereka tidak menerima ajakan itu dan berpaling, katakanlah kepada mereka: "Aku peringatkan kepada kamu sekalian akan azab yang akan ditimpakan Allah SWT kepada setiap orang yang ingkar kepada-Nya. Namun tanda – tanda kesabaran itu belum juga nampak. Karena itu ayat di atas memerintahkan sekali lagi kepada Nabi Muhammad SAW. Bahwa “Jika mereka masih saja terus berpaling dan enggan sadar, maka katakanlah kepada mereka:“Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang pernah menimpa kaum ,’ad dan kaum Tsamud”, ketika datang kepada masing – masing mereka secara khusus para rasul kamu . Yaitu Nabi Hud untuk kaum ‘ad dan nabi Shalih untuk kaum Tsamud. Di antara azab yang pernah ditimpakan kepada orang-orang yang ingkar ialah suara keras yang mengguntur dari langit yang memusnahkan semua yang dikenalnya. Malapetaka itu menimpa mereka karena mereka mengingkari seruan Rasul yang diutus kepada mereka dan mengabaikan peringatan para Rasul itu. Jika kamu sekalian hai orang-orang musyrik ingin tidak ditimpa malapetaka seperti yang demikian itu, ikutilah seruanku, sembahlah Allah SWT saja Tuhan Yang Maha Esa, jangan sekali-kali kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun".
BAB IV
FENOMENA PETIR DALAM PERSPEKTIF PERSPEKTIF SAINS (FISIKA)
(Q.S. FUSHSHILAT: 13)
4.1 Ranah Ontologi Petir dalam Perspektif Sains
Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut guruh atau geledek. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya. Cahaya merambat lebih cepat (186.000 mil / 299.338 kilometer per detik) bila dibandingkan suara (sekitar 700 mil / 1.126 kilometer per jam, Sehingga suara gemuruh biasanya terdengar beberapa saat setelah kilatan terlihat.
4.2 Ranah Epistimologi Petir dalam Perspektif Sains
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan.
Petir dapat terjadi antara :
1. Awan dengan awan
2. Dalam awan itu sendiri
3. Awan dengan udara
4. Awan dengan bumi.
4.3 Ranah Aksiologi Petir dalam Perspektif Sains
Petir yang menakutkan karena kekuatannya luar biasa yang dapat menghancurkan apa saja yang disambarnya ternyata mempunyai manfaat bagi kehidupan dunia. Kilatan petir yang terjadi akibat adanya perbedaan potensial antara awan dan bumi ternyata dapat meningkatkan konsentrasi nitrogen dalam tanah. Dimana kilatan petir dapat memecahkan senyawa gas nitrogen di udara menjadi asam nitrat yang kemudian jatuh ketanah bersama air hujan. Kemudian zat tersebut diserap oleh tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya.
BAB V
PEMBAHASAN
Dari berbagai uraian mengenai fenomena petir di atas dalam prespektif agama islam yaitu Q.S Fushilat 13 dan Sains maka dapat diketahui adannya hubungan integrasi interkoneksi pada ranah ontology dan aksiologi. Dimana pada ranah ontology baik dari perpesktif islam maupun sains menyebutkan adanya fenomena alam petir. Kata petir disebutkan dalam QS. Fushilat 13 kemudian sains lah yang menjelaskan apa itu yang disebut dengan petir. Dari sinilah dapat diketahui pada ranah ontology terjadi integrasi interkoneksi model informative klarifikatif.
Pada ranah aksiologi disebutkan bahwa menurut QS. Fushilat 13 manfaat petir adalah sebagai peringatan. Yang diceritakan bahwa peringatan itu pernah dialami oleh kaum Adz dan kaum Tsamudz. Peringatan itu adalah berupa fenomena petir yang dapat menghancurkan kaum tersebut. Dari keterangan dalam Al Quran tersebut Sains mencoba menjelaskan secara ilmiah bagaimana petir bisa menghancurkan kaum tersebut.
Sains dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan mampu mengungkap fenomena petir tersebut baik bagaimana terjadinya, sebagaimana dijelaskan di atas bahwa petir terjadi karena adanya perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Petir juga menghasilkan kekuatan yang sangat besar yaitu Energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar daripada yang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga listrik di Amerika. Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius.
Dari sini membuktikan bahwa antara ilmu agama dan sains tidak saling bertentangan tetapi terintegrasi interkoneksi model informative klarifikatif. Dari keterangan Al Quran yang menyatakan bahwa Allah mengadzab kaum Adz dan kaum Tsamudz merupakan suatu kejadian yang memang benar-benar terjadi dan tidak diragukan lagi karena sains telah membuktikan betapa besarnya energi yang dihasilkan oleh petir. Dari suhunya saja yang diperkirakan mencapai 10.000 derajat Celsius tentu bisa membakar apa saja yang berada di sekitarnya, belum lagi energi listrik yang dihasilkan yang tentunya bisa merusak apa saja yang ada. Itu hanya sedikit contoh yang menunjukkan betapa besarnya kekuasaan Allah SWT.
BAB VI
KESIMPULAN
Hasil kajian tentang fenomena alam petir dalam perspektif islam (Q.S. Fushshilat: 13) dan sains diketahui bahwa terjadi integrasi interkoneksi pada ranah ontology dan aksiologi. Pada ranah ontologi dan aksiologi tersebut terjadi model integrasi interkoneksi informatif klarifikatif.
DAFTAR PUSTAKA
‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh. 2008. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
http://eamfis.blogspot.com/2009/10/integrasi-interkoneksi.html
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Kimia/0222%20 Kim%202-9j.htm
http://soulofmyheart.blogspot.com/2010/02/bagaimana-petir-dan-kilat-terjadi.html
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/092.htm
http://www.indoforum.org/showthread.php?t=6688
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al Misbah: Pesan dan Kesan Keserasian Al- Qur’an / M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati
Mulyono, Agus dan Ahmad Abtokhi.2006.Fisika dan Al quran.Malang: UIN-Malang Press
Biografi Penulis:
Nama : Yhonis Putri
NIM :
Prodi :
Telp :
Nama : Sugiyanto
NIM : 08690047
Prodi : Pendidikan Fisika
Telp : 08975807540
(Q.S. FUSHSHILAT: 13) DAN SAINS
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam dan Sains
Dosen Pengampu:
Frida Agung, M.Si.
Disusun Oleh :
Yhonis Putri Probowati ( 08690003)
Sugiyanto (08690047)
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Manusia merupakan ciptaan Allah yang paling sempurna karena manusia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh ciptaan Allah yang lain. Manusia oleh Allah diberi akal yang apabila dimanfaatkan dengan baik maka manusia akan menjadi makhluk Allah yang paling mulia sebaliknya jika akal itu tidak dimanfaatkan dengan baik maka manusia akan terjatuh pada lembah kehinaan lebih hina dan lebih rendah dari hewan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. At Tiin :4-6 yang artinya :”Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”. Dengan akal itulah diharapkan manusia dapat melihat kekuasaan dan kebesaran Allah melalui peristiwa-peristiwa alam yang ada di sekitar manusia baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Salah satu fenomena alam yang sangat menarik untuk dipelajari adalah fenomena petir.
Petir yang sering terjadi saat musim penghujan datang, sejauh ini lebih banyak merugikan kehidupan manusia. Petir sungguh sangat berbahaya karena apa yang disambarnya tidak akan selamat. Yang sering kita saksikan jika petir menyambar pohon, pohon itu pasti akan patah, tumbang, hancur atau gosong dan akhirnya mati, jika petir menyambar sebuah gedung pasti akan merusak gedung itu beserta peralatan elektronik yang ada di dalamnya, nyawa manusia pun akan melayang jika petir menyambar mengenai manusia. Informasi tentang petir ini juga ada di dalam Al Quran yang menginformasikan bahwa dengan petir Allah telah membinasakan kaum Aadz dan kaum Tsamudz. Dari kenyatan yang dapat kita saksikan sendiri dan informasi dalam Al Quran menunjukkan bahwa petir mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat. Oleh sebab itu sangat penting dilakukan kajian tentang fenomena petir tersebut dalam perpestif Islam dan Sains Teknologi. Dengan adanya kajian tersebut diharapkan dapat diketahui hakekat petir, proses terjadinya petir, manfaat yang mungkin bisa diambil dari fenomena petir tersebut. Selain itu dengan adanya kajian tentang petir diharapkan dapat menambah keimanan kepada Allah SWT.
I.2 Batasan Masalah
. . . . .
“Aku telah memperingatkan kamu dengan petir”
I.3 Tujuan
a. Mengetahui ranah integrasi-interkoneksi antara islam dan sains pada fenomena petir
b. Mengetahui model integrasi-interkoneksi antara islam dan sains pada fenomena petir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Saat langit kelabu disertai hembusan angin tiba-tiba terlihat kilatan cahaya yang tak lama kemudian disusul oleh suara menggelegar.Fenomena alam tersebut disebut dengan petir.Petir mempunyai kekuatan yang luar biasa sebab bisa membinasakan dan menghancurkan apapun yang disambarnya. Tahukah anda berapa besar kekuatan petir? Dan bagaimana terjadinya?
Kilat petir terjadi dalam bentuk setidaknya dua sambaran. Pada sambaran pertama muatan negatif (-) mengalir dari awan ke permukaan tanah. Ini bukanlah kilatan yang sangat terang. Sejumlah kilat percabangan biasanya dapat terlihat menyebar keluar dari jalur kilat utama. Ketika sambaran pertama ini mencapai permukaan tanah, sebuah muatan berlawanan terbentuk pada titik yang akan disambarnya dan arus kilat kedua yang bermuatan positif terbentuk dari dalam jalur kilat utama tersebut langsung menuju awan. Dua kilat tersebut biasanya beradu sekitar 50 meter di atas permukaan tanah. Arus pendek terbentuk di titik pertemuan antara awan dan permukaan tanah tersebut, dan hasilnya sebuah arus listrik yang sangat kuat dan terang mengalir dari dalam jalur kilat utama itu menuju awan. Perbedaan tegangan pada aliran listrik antara awan dan permukaan tanah ini melebihi beberapa juta volt (Harun Yahya.2006).
Petir yang diciptakan oleh Allah SWT sungguh mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa. Sering kita melihat atau mendengar karena sambaran petir orang bisa kehilangan nyawanya, pohon bisa tumbang dan hancur serta peralatan listrik bisa rusak. Pertanyaannya berapa kekuatan dari satu kilatan petir? Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius (Harun Yahya.2006).Dengan suhu yang sedemikian besar tentu saja apa saja yang ada disekitarnya akan terbakar sampai tak berwujud lagi. Sebagai perbandingan saja sebuah besi yang sangat kuat bisa lebur dengan suhu antara 1050-1100 derajad celcius, bagaimana kalau dengan suhu 10.000 derajad Celsius? Anda bisa membayangkannya sendiri.
Petir selain mengasilkan suhu yang sangat tinggi tersebut, ternyata juga juga memancarkan cahaya yang luar biasa terang. Dapat kita saksikan sendiri ketika malam hari yang gelap dan mendung maka saat terjadi kilatan petir maka langit dan daerah disekitarnya akan tampak begitu terang. Menurut penelitian Cahaya yang dikeluarkan oleh petir lebih terang daripada cahaya 10 juta bola lampu pijar berdaya 100 watt (Harun Yahya.2006). Sungguh luar biasa petir yang diciptakan Allah SWT.
Saat kita merenungi semua perihal petir ini, kita dapat memahami bahwa peristiwa alam ini adalah sesuatu yang menakjubkan. Bagaimana sebuah kekuatan luar biasa semacam itu muncul dari partikel bermuatan positif dan negatif, yang tak terlihat oleh mata telanjang, menunjukkan bahwa petir diciptakan dengan sengaja. Lebih jauh lagi, kenyataan bahwa molekul-molekul nitrogen, yang sangat penting untuk tumbuhan, muncul dari kekuatan ini, sekali lagi membuktikan bahwa petir diciptakan dengan kearifan khusus (Harun Yahya 2006). Kita wajib berpikir dan bersyukur bahwa petir, yang mungkin belum pernah dipikirkan banyak orang seteliti ini dan yang menimbulkan perasaan takut dan pengharapan dalam diri manusia, adalah sebuah sarana yang dengannya rasa takut kepada Allah semakin bertambah dan yang dikirim olehNya untuk tujuan tertentu sebagaimana yang Dia kehendaki.
BAB III
FENOMENA PETIR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
(Q.S. FUSHSHILAT: 13)
13. jika mereka berpaling Maka Katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud".
3.1 Ranah Ontologi Petir dalam Q.S. Fushilat 13
Ayat yang menyatakan bahwa “seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud". Di situ menjelaskan bahwa ada suatu fenomena alam berupa petir yang merupakan kekuasaan Allah. Dan Allah kehendaki untuk kaum 'Aad dan Tsamud. ‘Aad adalah kaum Nabi Hud yang menghuni Al Ahqaf, suatu daerah dataran tinggi yang di penuhi pasir di jazirah Arab, sedang Tsamud adalah kaum Nabi Shalih yang bertempat tinggal di sebelah utara Jazirah Arab dan sering kali dilalui oleh kaum musyrikin dalam perjalanan mereka ke Syam untuk berdagang dan sering kali dilalui oleh kaum musyrikin dalam perjalanan mereka ke syam untuk berdagang.
3.2 Ranah Aksiologi Petir dalam Q.S. Fushilat 13
Allah SWT dalam ayat tersebut berfirman "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir”. Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa salah satu manfaat diciptakanNya petir adalah sebagai peringatan kepada manusia. Peringatan yang pernah dialami oleh kaum ‘Aadz dan Kaum Tsamudz. Hal ini dapat kita lihat dari sebab-sebab turunnya QS. Fushilat 13 yaitu perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw, agar menyeru kepada orang-orang kafir agar beriman kepada Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada pada keduanya. Yang selalu memberikan pengajaran kepada mereka yang berpaling dari tuntunan Rasul SAW. Pengajaran ini diharapkan dapat mengantar mereka menyadari kesalahan mereka dan mengakui ke-Esaan Allah. Jika mereka tidak menerima ajakan itu dan berpaling, katakanlah kepada mereka: "Aku peringatkan kepada kamu sekalian akan azab yang akan ditimpakan Allah SWT kepada setiap orang yang ingkar kepada-Nya. Namun tanda – tanda kesabaran itu belum juga nampak. Karena itu ayat di atas memerintahkan sekali lagi kepada Nabi Muhammad SAW. Bahwa “Jika mereka masih saja terus berpaling dan enggan sadar, maka katakanlah kepada mereka:“Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang pernah menimpa kaum ,’ad dan kaum Tsamud”, ketika datang kepada masing – masing mereka secara khusus para rasul kamu . Yaitu Nabi Hud untuk kaum ‘ad dan nabi Shalih untuk kaum Tsamud. Di antara azab yang pernah ditimpakan kepada orang-orang yang ingkar ialah suara keras yang mengguntur dari langit yang memusnahkan semua yang dikenalnya. Malapetaka itu menimpa mereka karena mereka mengingkari seruan Rasul yang diutus kepada mereka dan mengabaikan peringatan para Rasul itu. Jika kamu sekalian hai orang-orang musyrik ingin tidak ditimpa malapetaka seperti yang demikian itu, ikutilah seruanku, sembahlah Allah SWT saja Tuhan Yang Maha Esa, jangan sekali-kali kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun".
BAB IV
FENOMENA PETIR DALAM PERSPEKTIF PERSPEKTIF SAINS (FISIKA)
(Q.S. FUSHSHILAT: 13)
4.1 Ranah Ontologi Petir dalam Perspektif Sains
Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut guruh atau geledek. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya. Cahaya merambat lebih cepat (186.000 mil / 299.338 kilometer per detik) bila dibandingkan suara (sekitar 700 mil / 1.126 kilometer per jam, Sehingga suara gemuruh biasanya terdengar beberapa saat setelah kilatan terlihat.
4.2 Ranah Epistimologi Petir dalam Perspektif Sains
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan.
Petir dapat terjadi antara :
1. Awan dengan awan
2. Dalam awan itu sendiri
3. Awan dengan udara
4. Awan dengan bumi.
4.3 Ranah Aksiologi Petir dalam Perspektif Sains
Petir yang menakutkan karena kekuatannya luar biasa yang dapat menghancurkan apa saja yang disambarnya ternyata mempunyai manfaat bagi kehidupan dunia. Kilatan petir yang terjadi akibat adanya perbedaan potensial antara awan dan bumi ternyata dapat meningkatkan konsentrasi nitrogen dalam tanah. Dimana kilatan petir dapat memecahkan senyawa gas nitrogen di udara menjadi asam nitrat yang kemudian jatuh ketanah bersama air hujan. Kemudian zat tersebut diserap oleh tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya.
BAB V
PEMBAHASAN
Dari berbagai uraian mengenai fenomena petir di atas dalam prespektif agama islam yaitu Q.S Fushilat 13 dan Sains maka dapat diketahui adannya hubungan integrasi interkoneksi pada ranah ontology dan aksiologi. Dimana pada ranah ontology baik dari perpesktif islam maupun sains menyebutkan adanya fenomena alam petir. Kata petir disebutkan dalam QS. Fushilat 13 kemudian sains lah yang menjelaskan apa itu yang disebut dengan petir. Dari sinilah dapat diketahui pada ranah ontology terjadi integrasi interkoneksi model informative klarifikatif.
Pada ranah aksiologi disebutkan bahwa menurut QS. Fushilat 13 manfaat petir adalah sebagai peringatan. Yang diceritakan bahwa peringatan itu pernah dialami oleh kaum Adz dan kaum Tsamudz. Peringatan itu adalah berupa fenomena petir yang dapat menghancurkan kaum tersebut. Dari keterangan dalam Al Quran tersebut Sains mencoba menjelaskan secara ilmiah bagaimana petir bisa menghancurkan kaum tersebut.
Sains dengan berbagai penelitian yang telah dilakukan mampu mengungkap fenomena petir tersebut baik bagaimana terjadinya, sebagaimana dijelaskan di atas bahwa petir terjadi karena adanya perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Petir juga menghasilkan kekuatan yang sangat besar yaitu Energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar daripada yang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga listrik di Amerika. Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius.
Dari sini membuktikan bahwa antara ilmu agama dan sains tidak saling bertentangan tetapi terintegrasi interkoneksi model informative klarifikatif. Dari keterangan Al Quran yang menyatakan bahwa Allah mengadzab kaum Adz dan kaum Tsamudz merupakan suatu kejadian yang memang benar-benar terjadi dan tidak diragukan lagi karena sains telah membuktikan betapa besarnya energi yang dihasilkan oleh petir. Dari suhunya saja yang diperkirakan mencapai 10.000 derajat Celsius tentu bisa membakar apa saja yang berada di sekitarnya, belum lagi energi listrik yang dihasilkan yang tentunya bisa merusak apa saja yang ada. Itu hanya sedikit contoh yang menunjukkan betapa besarnya kekuasaan Allah SWT.
BAB VI
KESIMPULAN
Hasil kajian tentang fenomena alam petir dalam perspektif islam (Q.S. Fushshilat: 13) dan sains diketahui bahwa terjadi integrasi interkoneksi pada ranah ontology dan aksiologi. Pada ranah ontologi dan aksiologi tersebut terjadi model integrasi interkoneksi informatif klarifikatif.
DAFTAR PUSTAKA
‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh. 2008. Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i.
http://eamfis.blogspot.com/2009/10/integrasi-interkoneksi.html
http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Kimia/0222%20 Kim%202-9j.htm
http://soulofmyheart.blogspot.com/2010/02/bagaimana-petir-dan-kilat-terjadi.html
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/092.htm
http://www.indoforum.org/showthread.php?t=6688
Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al Misbah: Pesan dan Kesan Keserasian Al- Qur’an / M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati
Mulyono, Agus dan Ahmad Abtokhi.2006.Fisika dan Al quran.Malang: UIN-Malang Press
Biografi Penulis:
Nama : Yhonis Putri
NIM :
Prodi :
Telp :
Nama : Sugiyanto
NIM : 08690047
Prodi : Pendidikan Fisika
Telp : 08975807540
Langganan:
Postingan (Atom)